Selasa, 14 November 2017

Palangka Raya, Cantik Lagi


Sebuah kota adalah parameter bagi kehidupan di suatu daerah, apalagi kota tersebut adalah ibukota dari sebuah kabupaten, dari banyak pendatang ke suatu daerah akan melihat wajah suatu daerah dari kota terlebih dahulu, tak jauh beda juga dengan ibukota sebuah Provinsi, apalagi provinsi ini merupakan provinsi yang menjadi salah satu provinsi terbesar di Indonesia.

Penulis tinggal di Kota Palangka Raya, yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, sebelumnya aku tinggal dari Kabupaten Barito Timur, karena alasan pendidikan, aku memiliki kehidupan di kota cantik ini. Bagiku kota ini memiliki keunikan tersendiri daripada kota-kota lain yang mungkin kebanyakan aku lihat di televisi, Kota Palangka Raya merupakan kota yang wilayahnya dulu sengaja dibuka dari rimba di pinggiran sungai kahayan dengan tujuan menjadi pusat pemerintahan provinsi yang baru berdiri di Indonesia, sehingga wilayah ini cukup tertata dengan baik mulai dari jalan-jalan, pusat pemerintahan, taman kota, alun-alun, dan sebagainya. Bagiku itu unik, dan baru sadar juga sekarang, karena kebanyakan kota-kota di Indonesia memiliki sejarah panjang dari kerajaan/kesultanan atau pusat pelabuhan menjadi kota yang memiliki pemerintahan sendiri.

Bertahun-tahun aku menjadi paham seluk beluk kota ini, mulai dari tata kotanya, budayanya hingga kehidupan sosial, politik dan masyarakatnya. Kota Palangka Raya memiliki tata kota paling rapi di Indonesia, namun ketika kita lihat ke dalam mengapa Palangka Raya belum bisa sebanding dengan kota-kota lainnya bahkan se-Kalimantan pun masih tertinggal kemajuannya. Tata kotanya memang perlu diprioritaskan agar menjadi kota yang menarik dan tidak amburadul. Namun, apakah itu sebanding jika sistem lain masih memiliki masalah. Disini penulis sangat ingin memberikan pendapat mengenai permasalahan di Kota Cantik ini serta juga mungkin solusi yang menurut penulis bisa direalisasikan.

1. Genangan Air setelah Hujan


Ketika hujan deras datang genangan air mulai bermunculan di mana-mana bahkan di jalan utama pun masih sering digenangi, walaupun mungkin hujannya tidak lama. Situasi seperti ini sangat mengganggu lalu lintas pengguna jalan di ibukota provinsi ini. Sehingga pemerintah membutuhkan berbagai macam program atau proyek guna mengatasi masalah ini. 

Mengatasi masalah genangan air yang datang setelah hujan adalah suatu cara yang memakan beberapa waktu lama. Disini penulis menawarkan suatu cara yaitu dengan membangun irigasi “All for One” yaitu irigasi yang mengalirkan semua aliran air pembuangan dari seluruh kota yang saling berhubungan hingga akhirnya di salurkan ke Sungai Kahayan yang merupakan Sungai Ikon di Kota Palangka Raya, bahkan bisa saja disalurkan ke suatu danau khusus hasil pembuangan dan nantinya menjadi sumber energi tenaga air atau bisa menjadi lahan untuk tempat budidaya ikan.

2. Jalan raya dan pemukiman yang masih perlu pembenahan

Begitupun juga ketika kita melewati jalan-jalan protokol atau jalan tembusan masih banyak adanya titik-titik kerusakan jalan ataupun jalan yang belum diaspal alias berbahan tanah pasir saja, yang kadang membuat pengguna jalan menjadi kerepotan. Potensi Palangka Raya menjadi kota yang maju sangat besar namun pembangunan harus cepat dilaksanakan agar Kota ini bisa menjadi maju layaknya kota besar di Indonesia, apalagi kota ini digaung-gaungkan menjadi ibukota negara Indonesia di masa depan. 

Jalan yang rusak dan belum diaspal tidak lain adalah tanggung jawab dari pemerintah untuk menanganinya, sudah seharusnya jalan-jalan kecil sampai jalan protokoler di ibukota provinsi bebas dari kecacatan, namun masyarakat bisa saja berkontribusi dengan melaporkan kepada pemerintah, yang menjadi permasalahannya adalah masyarakat begitu apatis karena salah satu kendalanya yaitu bingung diadukan ke siapa masalah jalan ini, disini penulis ingin menawarkan solusi yaitu sebuah Aplikasi untuk Pelaporan masalah jalan yang masih rusak dan belum dibenahi yaitu “The Connection Street City” yang isinya adalah catatan atau testimoni mengenai kerusakan pada titik jalan yang masih rusak dan belum dibangun.
            
 Dari ulasan yang sudah penulis paparkan diatas adalah hasil penulusuran berdasarkan pantauan penulis, mungkin ada banyak permasalahan lain yang belum penulis ketahui, karena penulis baru menetap di Palangka Raya selama kurang lebih 3 tahun. Berbicara mengenai solusi, bagi penulis solusi terbaik di jaman milenial ini adalah dengan menghadirkan teknologi untuk mengatasi sebagian permasalahan diatas.

#Menuju100SmartCity

Tidak ada komentar:

Posting Komentar