Sebuah kota adalah
parameter bagi kehidupan di suatu daerah, apalagi kota tersebut adalah
ibukota dari sebuah kabupaten, dari banyak pendatang ke suatu daerah akan melihat wajah suatu daerah
dari kota terlebih dahulu, tak jauh beda juga dengan ibukota sebuah Provinsi, apalagi
provinsi ini merupakan provinsi yang menjadi salah satu provinsi terbesar di Indonesia.
Penulis tinggal di Kota
Palangka Raya, yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, sebelumnya
aku tinggal dari Kabupaten Barito Timur, karena alasan pendidikan, aku memiliki
kehidupan di kota cantik ini. Bagiku kota ini memiliki keunikan tersendiri
daripada kota-kota lain yang mungkin kebanyakan aku lihat di televisi, Kota
Palangka Raya merupakan kota yang wilayahnya dulu sengaja dibuka dari rimba di
pinggiran sungai kahayan dengan tujuan menjadi pusat pemerintahan provinsi yang
baru berdiri di Indonesia, sehingga wilayah ini cukup tertata dengan baik mulai
dari jalan-jalan, pusat pemerintahan, taman kota, alun-alun, dan sebagainya.
Bagiku itu unik, dan baru sadar juga sekarang, karena kebanyakan kota-kota di
Indonesia memiliki sejarah panjang dari kerajaan/kesultanan atau pusat
pelabuhan menjadi kota yang memiliki pemerintahan sendiri.
Bertahun-tahun aku
menjadi paham seluk beluk kota ini, mulai dari tata kotanya, budayanya hingga
kehidupan sosial, politik dan masyarakatnya. Kota Palangka Raya memiliki tata
kota paling rapi di Indonesia, namun ketika kita lihat ke dalam mengapa
Palangka Raya belum bisa sebanding dengan kota-kota lainnya bahkan
se-Kalimantan pun masih tertinggal kemajuannya. Tata kotanya memang perlu
diprioritaskan agar menjadi kota yang menarik dan tidak amburadul. Namun,
apakah itu sebanding jika sistem lain masih memiliki masalah. Disini penulis
sangat ingin memberikan pendapat mengenai permasalahan di Kota Cantik ini serta
juga mungkin solusi yang menurut penulis bisa direalisasikan.
1. Genangan Air setelah
Hujan
Ketika hujan deras
datang genangan air mulai bermunculan di mana-mana bahkan di jalan utama pun
masih sering digenangi, walaupun mungkin hujannya tidak lama. Situasi seperti
ini sangat mengganggu lalu lintas pengguna jalan di ibukota provinsi ini.
Sehingga pemerintah membutuhkan berbagai macam program atau proyek guna
mengatasi masalah ini.
Mengatasi masalah genangan air yang datang setelah hujan
adalah suatu cara yang memakan beberapa waktu lama. Disini penulis menawarkan
suatu cara yaitu dengan membangun irigasi “All for One” yaitu irigasi yang
mengalirkan semua aliran air pembuangan dari seluruh kota yang saling
berhubungan hingga akhirnya di salurkan ke Sungai Kahayan yang merupakan Sungai
Ikon di Kota Palangka Raya, bahkan bisa saja disalurkan ke suatu danau khusus
hasil pembuangan dan nantinya menjadi sumber energi tenaga air atau bisa
menjadi lahan untuk tempat budidaya ikan.
2. Jalan raya dan
pemukiman yang masih perlu pembenahan
Begitupun juga ketika
kita melewati jalan-jalan protokol atau jalan tembusan masih banyak adanya
titik-titik kerusakan jalan ataupun jalan yang belum diaspal alias berbahan
tanah pasir saja, yang kadang membuat pengguna jalan menjadi kerepotan. Potensi
Palangka Raya menjadi kota yang maju sangat besar namun pembangunan harus cepat
dilaksanakan agar Kota ini bisa menjadi maju layaknya kota besar di Indonesia,
apalagi kota ini digaung-gaungkan menjadi ibukota negara Indonesia di masa
depan.
Jalan yang rusak dan belum diaspal tidak lain adalah tanggung jawab dari
pemerintah untuk menanganinya, sudah seharusnya jalan-jalan kecil sampai jalan
protokoler di ibukota provinsi bebas dari kecacatan, namun masyarakat bisa saja
berkontribusi dengan melaporkan kepada pemerintah, yang menjadi permasalahannya
adalah masyarakat begitu apatis karena salah satu kendalanya yaitu bingung
diadukan ke siapa masalah jalan ini, disini penulis ingin menawarkan solusi
yaitu sebuah Aplikasi untuk Pelaporan masalah jalan yang masih rusak dan belum
dibenahi yaitu “The Connection Street City” yang isinya adalah catatan atau
testimoni mengenai kerusakan pada titik jalan yang masih rusak dan belum
dibangun.
Dari ulasan yang sudah penulis paparkan diatas adalah
hasil penulusuran berdasarkan pantauan penulis, mungkin ada banyak permasalahan
lain yang belum penulis ketahui, karena penulis baru menetap di Palangka Raya
selama kurang lebih 3 tahun. Berbicara mengenai solusi, bagi penulis solusi
terbaik di jaman milenial ini adalah dengan menghadirkan teknologi untuk
mengatasi sebagian permasalahan diatas.
#Menuju100SmartCity
Tidak ada komentar:
Posting Komentar