Sabtu, 07 September 2019

Pohon Mangga yang Berbunga



Pohon mangga disebelah rumahku sudah berbunga itu tandanya akan berbuah, namun pohon mangga itu masih kecil dan belum besar, tinggi dan lebat, tak seharurnya ia berbuah, kalau berbunga pasti buahnya kecil dan tak bisa dimakan, namun ia begitu percaya dengan dirinya bahwa ia akan menghasilkan buah yang besar dan manis dengan ukuran pohon yang belum dewasa.
Sore itu selepas aku menyiram pohon mangga itu, aku sedikit bertanya dengan bahasa yang sudah ku pelajari
“Hai, mangga yang sombong, mengapa kau PD sekali belum tumbuh besar saja kau sudah berbunga, kau kan juga bukan cangkokan?”
Kemudian pohon mangga itu menjawab dengan bahasa yang sebenarnya tidak sepenuhnya aku mengerti, mungkin sekilas aku bisa mengartikan bahasanya, kalau tidak salah dengar
“Aku hanya ingin tumbuh saja lebih cepat, aku ingin sekali menjadi yang pertama diantara mereka yang seumuran denganku”
Aku sesekali tertawa, mengapa pohon mangga ini juga berbicara berat seperti Plato yang bercakap-cakap dengan muridnya yang begitu bijak.
Setiap hari aku jadi terenyuh dan sedikit bersimpati dengan kepercayadirian pohon mangga itu, ia tidak pernah layu walau sesekali aku sengaja tidak menyiramnya, aku ingin melihat bagaimana dia berkomitmen dengan hasil yang dia harapkan.
Suatu hari ketika saat aku harus pindah dan menjual rumah yang ku tempati ini, menyisakan pohon disekeliling rumahku termasuk pohon mangga itu, masalahnya aku belum sama sekali melihat bunga itu berubah menjadi buah. 
Hingga pada suatu ketika saat aku tidak menempati rumah itu, aku mendengar berita ada sebuah pohon mangga yang viral karena menghasilkan buah yang begitu besar dan manis padahal pohon itu masih kecil, seperti tebakanku bahwa pohon yang viral itu adalah pohon mangga dipinggir rumahku dulu, hingga banyak orang mulai mencari bibit dari biji buah yang dihasilkan pohon mangga itu.
Aku ikut senang mendengarnya, padahal awalnya aku meremehkan, kemudian ku percayai, namun aku tinggalkan dia bersama rumahku, namun lagi-lagi ada hal yang terjadi kembali, ku dengar pohon mangga itu tak berbuah lagi, banyak orang sudah meninggalkan pohon mangga itu, memang bibitnya sudah menyebar kemana-mana, karena penasaran aku mengunjungi pohon mangga yang dulunya viral itu, aku terkejut ketika melihat ia lesu, layu hanya tersisa 2 daun hijau, ya walaupun ukuran pohonnya sudah agak besar dan tinggi.
“Kau masih ingat aku?” aku langsung bertanya
Ia tidak menjawab hanya tersenyum dengan tangisan yang ia sembunyikan,aku bisa membacanya Pohon Mangga itu , ia semakin lesu kulihat umurnya tak lama lagi akan mati
Ya Tuhan aku sebenarnya tidak tega melihatnya, padahal dalam hatiku berteriak 
“Itu hanya Pohon Mangga!”
Aku menyaksikannya 2 hari berturut-turut ia layu, mati dan kering, peristiwa itu membekas bagiku, sehingga mencetuskan aku untuk membeli rumah itu lagi, dengan segala niatku untuk menanam pohon-pohon yang menghidupkan segala hal tentang cinta.

Cerita oleh : Adams Sophiano