Kamis, 05 Oktober 2017

Jomblo itu pedih, Jenderal (?)



Jomblo itu Pedih, Jenderal !

Jomblo....
Mungkin dari semua teman-teman yang membaca ini sudah tidak asing dengan kata populer ini, bukan “mungkin” lagi sih tapi “pasti”. Karena istilah ini merupakan istilah yang paling populer pada jaman ini apalagi di kalangan anak-anak ABG.
Sebelumnya nih semua tulisan dari postingan ini hanya sekedar pandangan dari penulis, jadi gak usah terlalu dibawa perasaan apalagi bagi teman-teman yang sudah mengenal penulis. 

“Ah, sok jomblo adam ni, padahal cewenya banyak”
“Ngenes amat hidupnya”
“Pencitraan”

Oke, lupakan mengenai pemikiran terhadap diri sendiri
Kita bahas masalah jomblo

Jomblo adalah seseorang yang tidak memiliki pasangan atau kekasih
Kata jomblo memang tidak ada dicantumkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dan ternyata jomblo asalnya dari kata Jomlo yang berasal dari bahasa Sunda, dan sudah dibakukan ke dalam bahasa Indonesia. Kata ini digunakan untuk menyebut perempuan yang sudah tua namun belum menikah atau memiliki pasangan. Nah, seiring perkembangan jaman, kata Jomblo memiliki perluasan makna menjadi seseorang laki-laki maupun perempuan yang belum memiliki kekasih atau pasangan
Dan karena orang yang tidak memiliki kekasih itu dianggap sendiri atau kesepian maka identik dengan sesuatu yang negatif semacam “ngenes” atau “pedih”.

Oke..

Terus...

Jadi, ya banyak dikalangan anak muda menjadi mengerti bahwa Jomblo itu seperti aib yang harus "dibasmi" atau sesuatu yang harus "dihilangkan" dan memunculkan rasa kasihan dari temannya, apalagi di jaman sekarang banyak lelucon-lelucon, meme-meme dan video lucu yang semakin memojokan kejombloan itu sendiri, sehingga banyak anak-anak muda nih kebelet nyari pacar, kalau sudah dapat pacar jadi dianggap gak kesepian , bisa romantis kaya di sinetron dan film-film, dan menjadi hits pasangan teromantis di sosial media.

Trus apakah benar “Jomblo itu Pedih” ?

Ada yang beranggapan bahwa kalau dia tidak punya pasangan lebih memilih dipanggil single, karena Single itu pilihan tapi Jomblo adalah nasib, ya terus apa bedanya kan sama-sama tidak punya pasangan juga, oke deh kita disini tidak usah membicarakn yang berat-berat.

Bahwa intinya banyak kalangan sekarang sudah teracuni oleh pemikiran atau doktrin yang populer di televisi ataupun media sosial, misalnya dari sinetron, film, novel picisan, bahkan lelocon di akun media sosial. Sehingga itu semua memunculkan pemikiran yang juga dibentuk oleh kekaguman kita terhadap apapun yang kita sukai lewat televisi kemudian memunculkan kerugian terhadap diri kita sendiri. Dari semua itu akan memunculkan sugesti bahwa jomblo itu gak gaul, sehingga kita pun kebelet nyari pasangan. Namun, apapun yang dibawa oleh media belum tentu semua benar.

Lalu

Bicara jomblo pasti kita akan berbicara masalah Pacaran.
Pacaran...
Sebenarnya adalah hubungan yang serius memiliki komitmen bertujuan mempersiapkan diri untuk pernikahan. (Menurut beberapa referensi)

Terus ngapain kita pacaran kalau pada akhirnya putus atau berakhir ya begitulah pengaruh dari lingkungan, masyarakat atau media yang membuat bahwa pacaran itu untuk ajang anak muda yang wajar atau kekinian, dan juga banyak yang salah mengartikan cinta sehingga menimbulkan kesan bahwa cinta itu buta, saking butanya secara tak sadar membawa mereka main gelap-gelapan, dan akhirnya..........
 Ya, walaupun penulis akui bahwa dari dulu sukanya gonta-ganti dan gak konsisten. Dan ingat pacaran hanyalah status bukan perasaan yang mengikat antara dua hubungan atau relasi.
Kita balik lagi nih, ke bahasan Jomblo ada banyak alasan bahwa Jomblo itu pedih adalah sesuatu yang SALAH. Berikut beberapa alasannya 

1. Bebas

            Jomblo itu memang tak memiliki pasangan yang harus kesana-kemari ikut aturan emosional dari pasangannya sendiri, namun ada satu keunggulannya bahwa jomblo itu BEBAS, ya kita mau jalan dengan siapa tak ada yang melarang, mau melakukan apapun juga tidak ada yang menghambat, hanya diri kita sendiri yang membuat aturan karena sesungguhnya kita yang mengenal apa yang baik bagi diri kita.


2. Berhemat
            Jalan adalah hal wajib yang harus dilakukan anak-anak yang sedang memadu kasih, apalagi kalau rindu sedang menghantui, nah biar romantis juga gak mungkin kalau hanya merogoh kocek yang sedikit pasti kita membutuhkan berapa banyak uang yang harus disediakan. Bagi Jomblo hmmmm gak perlu deh kita keluarkan hanya untuk menyenangkan sang pujaan hati, kita bisa berhemat dan kalau akhir bulan bisa kembali ditabung untuk bulan depannya lagi, atau mau beli ini itu kalau ada sesuatu yang kita cari.

3. Berkenalan dengan teman baru

            Mengisi kejombloan kita sangatlah menyenangkan kalau kita bisa berkenalan dengan teman baru, bukan dari media sosial saja, namun dunia nyata, karena kita bisa menambah wawasan dengan berkenalan dengan individu-individu yang memiliki sifat yang beranekaragam. Seperti ada istilah bahwa media sosial itu mendekatkan yang jauh, namun menjauhkan yang dekat, kita secara tak sadar bahwa kita kurang memperhatikan lingkungan sekitar kita, kita banyak bereksplarasi dengan dunia yang sebenarnya tidak berhubungan dengan kita, maka dari cobalah tinggalkan smartphonemu, sapalah orang disekitarmu, nikmatilah kejombloanmu.

4. Mencoba pengalaman baru

            Jomblo dengan dunia yang tidak terikat dengan aturan sang kekasih, kita bisa mencoba hal-hal baru yang dapat mengembangkan diri kita, misalnya menulis, belajar sains, membuat video, bergabung di komunitas, dan lain-lain. Carilah pengalaman sebanyak-banyaklah bukan dari layar LCD tapi dari dunia nyata yang seutuhnya, karena dunia maya mungkin banyak rekayasa yang ditampilkan. Pokoknya temukan basicmu sepuasnya.

5. Sedikit Masalah

            Ingin memiliki hubungan pacaran yang serius harus siap-siap menghadapi masalah dari pasangan, oleh karena itu jika tidak siap menghadapinya atau malah takut disakiti atau menyakiti, maka jadilah jomblo. Karena keuntungan untuk menjadi jomblo adalah kalian akan terhindar dari masalah emosional atau masalah yang berdampak pada yang lebih besar, sehingga mungkin kalian hanya akan menghadapi masalah dengan sahabat atau relasi yang lain.

6. Mempersiapkan diri

            Nah, disini bukan berarti bahwa penulis memojokkan yang pacaran. Pacaran itu sebenarnya tidak salah asalkan dijalani dengan komitmen dan serius, namun sebelum itu kita harus mempersiapkan diri kita agar menemukan dia yang pas atau jodoh yang menemani kita nantinya. Kita pasti ingin mendapatkan jodoh yang baik dan sesuai dengan kriteria kita, namun apakah mungkin kita mendapatkan pasangan yang sesuai dengan kriteria kita namun kita sendiri malah belum memperbaiki diri. Disini penulis sangat terinspirasi dari pemikiran pujangga diluar sana yang mengatakan bahwa Jodoh itu adalah cerminan diri. Ketika kita menginginkan yang terbaik untuk kita namun kita harus bertanya apakah kita sudah pantas untuk mendapatkannya. Dan seperti yang sudah dijelaskan pada poin ke 5 bahwa pacaran itu banyak sekali masalahnya mungkin ada baiknya kalian harus mematangkan diri dulu agar bisa menghadapi banyak persoalan di masa pacaran nantinya. Oleh karena itu Jomblo adalah bukan masa-masa kita untuk ngenes atau merasakan kesendirian namun mempersiapkan pasangan kita, tidaklah harus kita terburu-buru untuk itu dan juga ingat jangan memaksakan cinta.

Jadi, Nikmatilah masa Jomblo kalian, kesampingkanlah rasa gengsi atau rasa malu karena tidak punya pacar. Karena Jomblo itu bebas berekspresi.

Salam Jomblo

Adams Sophiano

Rabu, 04 Oktober 2017

Cinta dan Memiliki

Sebuah puisi karya Dita Ayu Pertiwi dan Adams Sophiano

Sesuatu yang tak dapat kita duga
Menjadi sebuah sketsa dalam lembaran rasa
Mengakar didalam jiwa
Membentuk sebuah diagnosa

Ketika kau katakan cinta
Jiwaku mencari makna
Seakan dunia meneriakkan hal yang sama
Tentang cinta yang hanyalah rasa berbatas kata
Atau tindakan yang terbalut nyata ?

Ia tercipta dengan sendirinya
Terkadang lewat mata
Atau bahkan lewat kata
Yang pasti aku ingin kamu rasakan yang sama
Inginku
Tak tahu kamu

Diriku kian mencari dan mencari
Menyusuri cerita demi cerita
Hingga ku temukan dirimu
Kau meneriakkan hal yang berbeda
Yang buat ku tak mampu berkata apa-apa

Terkadang kita selalu merasa
Bahwa cinta harus searah dengan punya
Dia milikku aku miliknya
Rasaku adalah rasanya
Waktuku adalah waktunya
Kata siapa?

Lalu bagaimana dengan memiliki ?
Apakah ia harus selalu hakiki ?
Apakah ia harus selinier dengan inginnya hati ?
Ataukah ia hanya persepsi yang tercipta sendiri ?

Karena ku tahu saat cinta semakin tumbuh
Bahwa ia bersanding dengan rasa memiliki
Tak ada tempat yang jauh yang menghambatnya
Jika aku dan kamu punya rasa itu
Dan sepantasnya kita saling mencintai
Memberi, menerima dan memiliki
Karena kita disatukan pada perasaan
Bukan sekedar kontak dengan mata
Untuk membuat kita saling menghadirkan

Nurani terpaku dengan egoisme diri
Kembali lagi
Kita alfa dengan makna cinta yang juga merdeka
Ia bebas pergi atau tinggal dimanapun ia suka
Bebas menatap atau menetap.
Ia semakin tumbuh karena kita yang memelihara
Bukan ada tanpa perantara

Jikalau kesalahan  coba menghianati
bukan apa apa karena ia mengampuni
Jangan paksakan ia yang tak dimiliki
Karena ia bukan tokoh yang kau mainkan dalam sebuah elegi

Karena mungkin waktu yg bisa berkata kata
Menguraikan cinta menjadi sebuah makna

Begitu juga kamu
Tak selalu menjadi milikku