Rabu, 03 Februari 2016

Salam Dari Hayaping

Simpang tiga Hayaping
Bicara tentang kampong halaman, hamper dari setiap orang di seluruh pelosok dunia ini pasti punya daerah asal atau kampung halaman tempat asal dari setiap orang tersebut, begitu juga dengan aku sendiri, nah kali ini aku ingin memposting tentang kampung halamanku yaa pasti tau dimana karena aku pernah sedikit menyinggung di postingan sebelumnya… Ya, tepat sekali Hayaping.

Hayaping merupakan sebuah desa atau perkampungan di pedalaman Kalimantan Tengah tepatnya di Kabupaten Barito Timur dan merupakan ibukota Kecamatan Awang, mungkin kalau teman-teman ingin mengunjungi Hayaping harus menempuh jarak yang cukup jauh baik dari Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya,, ataupun dari Banjarmasin, melewati jalur daratan, Hmmmm bagi yang tidak suka dengan rimbunnya hutan dan perkebunan jangan harap bisa bertahan ditempat ini. Hahaha ya begitulah tetapi namanya kampung halaman tercinta tidak dapat kita pisahkan dari jati diri kita masing-masing meski sejauh mana kaki melangkah..

Terus ? ada apa dengan Hayaping ? apa sih yang menarik ? mungkin itu adalah pertanyaan yang ada dalam benak teman-teman yang membaca tulisan saya ini… oke guys.. setiap sesuatu hal pasti punya keunikan masing-masing, suatu tempat pasti ada cerita tersendiri tergantung dari bagaimana kita menyikapi sesuatu, kasih contoh nih Palangkaraya merupakan kota yang biasa saja namun setelah punya permasalahan mengenai kabut asap kebakaran hutan kemarin , mendadak Palangkaraya menjadi sorotan Nasional..

POHON KARET
Ketika kita memasuki perkampungan pasti yang kita lihat adalah pohon karet yaa… dikarenakan masyarakat dari Hayaping ini mayoritasnya sebagai petani karet baik sebagai usaha utama maupun usaha sampingan, namun yang aku lihat dari segi manapun bertani karet merupakan bagian hidup masyarakat Dayak Maanyan sehingga menjadi kebudayaan bagi kami disini yaaa tidak heran misalnya kami orang-orang disini yang tidak bisa menyadap karet wahhh siap-siap malu dan merupakan suatu hal yang tidak biasa guys, mudah-mudahan semakin maju zaman tidak mengikis budaya ini yaa guys…

KEPERCAYAAN
Mayoritas  di Hayaping merupakan penganut agama Kristen disusul agama Hindu Kaharingan, dan agama Islam, nah disini juga terdapat keunikan juga dalam hal penyebutan agama kepercayaan guys kalau Kristen orang Maanyan sering menyebutnya Agama Wa’u dalam arti agama baru dikarenakan di masyarakat Dayak penyebarannya baru, dan agama Hindu Kaharingan disebut Agama Lawah dalam arti Agama Lama karena lebih dahulu dianut oleh masyarakat Dayak Maanyan sendiri. Tetapi terlepas dari itu semua masyarakat di Hayaping selalu terbuka dan hidup damai, tenteram, tidak membeda-bedakan asal-usul, agama atau pun perbedaan diantara yang lainnya.

SELERA MUSIK
Selera musik setiap orang mungkin berbeda-beda, namun pada masyarakat pasti ada yang namanya music pemersatu, termasuk juga untuk kami warga Hayaping dan sekitarnya mempunyai music yang mempersatukan yaitu music Dangdut, yess everyone like dangdut apalagi kalau liriknya menggunakan Bahasa Dayak Maanyan akan makin seru dan juga mengakrabkan, tetapi sebagai masyarakat yang erat kebudayaannya, masyarakat Hayaping sangat menyukai dengan alunan music tradisional Dayak Maanyan, yang menggunakan alat musik Kangkanung, Katambung, Gong, dan lain-lain.

KEBUDAYAAN DAN ADAT ISTIADAT
Kami sebagai warga perkampungan sangat erat dengan Kebudayaan dan Adat istiadat Dayak Maanyan, ya tentu saja… dulu di Hayaping ayahku punya sanggar tari Nansarunai Wa’u, yang menjadi wadah kreativitas pelestarian budaya asli Barito Timur, siapapun yang ingin belajar menari dan memainkan alat music bisa datang kesana, walaupun sanggar tersebut sudah lama bubar namun tetap menjadi kenangan bagi masyarakat Barito Timur. Selain itu masyarakat Hayaping kaya akan adat istiadat yang erat kaitan dengan agama Kaharingan yaitu “Ipaket” yaitu memberikan sesajen kepada “penjaga” kampung, karena konon setiap desa/kampung mempunyai penjaganya sendiri. Selain itu ada juga yang namanya “Miya Misaya” yaitu upacara pengantaran arwah orang yang sudah meninggal upacara ini dianut oleh agama Kaharingan, dan masih banyak lagi.

LIANG SARAGI, KEINDAHAN YANG TERKUBUR
Hayaping dan sekitar desa kami ini menyimpan keindahan yang tak kalah menarik dengan tempat-tempat lain, baik dari hutan yang kaya, buah-buahan berlimpah, dan yang paling menjanjikan untuk tempat berkunjung adalah Liang Saragi. Dulu Liang Saragi adalah salah satu tempat terfavorit sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat di kecamatan Awang bahkan Kalimantan tengah, karena menyimpan keindahan goa-goa yang besar dan penuh misteri, keindahan hutan yang lebat , dan tempat ini juga mengandung cerita legenda beberapa masyarakat percaya bahwa dulu tempat ini adalah suatu Kerajaan kecil yang terkena bencana sehingga berubah menjadi goa-goa bebatuan, terlepas dari legenda ini semua itu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan pengunjung yang dating, sayangnya sekarang Keindahan tersebut terkubur karena suatu permasalahan antara pemerintah dan pemilik lahan Liang Saragi ini, yaa banyak yang berharap bahwa tempat ini kembali dibuka agar menjadi wadah alternatif untuk menghibur masyarakat Barito Timur dan sekitarnya.

YANG NGANGENI
Terhitung sejak 2011 sampai 2016 sudah kurang lebih 5 tahun aku meninggalkan kampung halaman tercinta ini untuk sebuah proses meraih mimpi. Dan pastinya pada akhir semester pasti ada rencana untuk segera pulang agar dapat beristirahat di kampung halaman tercinta, entah seberapa jauh perjalanan tetapi yang namanya kangen dengan sanak keluarga “jarak dan waktu pasti kan tertempuh”. Apa sih yang kamu rindukan, a ? yang jelas pasti orang tua yang selalu menghidangkan masakan “Marauh”,  jangan lupa juga “omelan” yang pasti akan menambah kelezatan liburan hahaha.. kenangan yang tak kunjung terlupakan, dan pastinya adalah buah-buahan yang berlimpah pada saat musim buah, Hayaping atau Kecamatan Awang menjadi salah satu penghasil buah-buahan berlimpah di Kabupaten Barito Timur, seperti Durian dan sejenisnya, cempedak atau bahasa Inggrisnya “Nanakan” tak kalah berlimpah disini pasti menjadi buah yang wajib dikonsumsi dalam bentuk apapun disini, dan yang paling penting adalah kedekatan dan keakraban kita dengan masyarakat yang tak kita dapatkan di kota-kota besar yang pastinya di kota besar adalah nongkrong ala anak gaul bersama teman-teman hahaha… entah mengapa menurutku yang paling measyikan adalah saat kita menciptakan suasana kekeluargaan dengan sederhana. Ya begitulah dimana kita lahir disitu kita diciptakan jati diri kita yang sesungguhnya.

Sungai Awang, sungai yang mengaliri hampir seluruh Kecamatan Awang
Kebahagian dalam hidup itu tidak harus mewah dan mahal, tetapi bisa kita ciptakan dengan kesederhanaan. Termasuk saat kita memasuki alaminya desa yang tenang, dan sebagai anak yang lahir dari pedalaman Kalimantan aku berharap semoga masyarakat di desa Hayaping ataupun desa –desa diseluruh Indonesia kekeluargaannya tidak tergerus oleh zaman yang semakin maju, tidak salah mengenal teknologi dan tren kekinian asal tidak berlebihan yang akan berpotensi mengikis rasa kekeluargaan asli Nusantara yang kaya raya ini.

Tulisan ini sebagai bentuk rasa cinta dengan kampung tercinta dan kekakayaan di Indonesia.. Trimakasih semoga tulisan ini bermanfaat. Keep Metal \m/