Selasa, 09 April 2019

Bucin-isme dan Konstelasinya di Alam Semesta


“Dasar Bucin”
“Si Bucin mulai beraksi, coy”

Apakah hal ini sama dengan fenomena Bucin?

Ku tuliskan tulisan yang tidak berguna ini bersama riuhnya petir dan hujan diluar sana menertawakan aku dalam kegabutan ini...
Tertawalah hujan biarlah aku menuliskan kata-kata yang membawaku pada wajah-wajah yang menyadari betapa bodohnya mereka menjadi seorang Bucin dan juga betapa bodohnya aku menuliskan artikel yang tidak berfaedah ini..


Bucin
Atau Budak Cinta
Di zaman post-modernisasi ini kita semakin menemukan banyak istilah-istilah absurd yang menjadi pop-culture di kalangan anak-anak muda yang melek teknologi.

Apa itu Budak Cinta?
Menurut berbagai rujukan yang saya telusuri dari berbagai artikel tidak ilmiah di Internet

Bucin atau singkatan dari Budak Cinta adalah manusia-manusia yang (maunya) romantis, tapi dengan daya berpikir nalar di bawah rata-rata. Dalam istilah kasarnya adalah bahwa Manusia menjadi bucin adalah seseorang yang mau melakukan apa saja untuk pasangannya bahkan sampai perlu mengorbankan apa saja agar bisa membuat pasangannya bahagia, atau lebih kasar lagi Manusia yang hanya terlahir untuk membahagiakan pasangannya.

Menurut pandangan saya sendiri, seseorang bucin adalah seseorang yang sedang mengalami perasaan cinta namun memaksakan dirinya untuk berbuat berlebihan agar sang pasangan merasa bahagia, dan seolah-olah si bucin ini melakukan pengorbanan yang luar biasa padahal dirinya sendiri menjadi korban itu sendiri.

Mereka yang menjadi Budak Cinta adalah mereka yang merasa senang dengan kehidupan percintaannya, apalagi dengan playlist romantis di Joox dan Spotifynya membuat ia merasa melayang dengan keberadaannya dan siapapun yang mengomentarinya bakal di omelin balik oleh si Bucin.

Fenomena seperti ini banyak terjadi pada seseorang yang nalar berpikirnya kurang matang, menjalani hubungan dengan pengorbanan atas nama mencintai namun tidak menyadari bahwa hubungan tidak melulu soal keterikatan antara dua manusia saja.
Dan ketika dia ditegur akan kebodohannya tersebut alih-alih sadar ternyata malah kita kena amukan seorang bucin.
Dasar bucin...

Lalu apa yang mempengaruhi fenomena bucin ini, kalau menurut diri saya sendiri ada berbagai faktor yang menyebabkan seseorang menjadi bucin, 2 hal diantaranya adalah lingkungan dan media sosial. Dua hal ini adalah faktor paling berperan dalam merubah seseorang rentan menjadi bucin, kita bisa melihat bagaimana lingkungan yang kita lihat sehari-hari khususnya pada anak-anak muda yang pembicaraan sehari-hari tidak lepas dari ke-julid-an tentang hubungan berpacaran dan kehidupan pribadi seseorang, apalagi menyangkut keretakan sebuah hubungan yang membuat siapapun mendengarnya bisa saja menjadi takut kalau hubungan yang ia jalani juga demikian, sehingga seseorang yang memiliki hubungan tersebut akan melakukan apa saja demi sebuah hubungan tersebut. Media sosial juga seperti itu,, sehari-hari di Instagram, Facebook, Twitter dan Youtube, yang paling pertama dan hangat dibahas adalah lagi-lagi tentang masalah percintaan dan asmara apalagi dengan meme-meme jomblo dan berlebihannya qoutes-qoutes percintaan yang membuat makna cinta mengalami pergeseran, dari situ saja mungkin sudah bisa menjadikan manusia-manusia terbentuk benih-benih bucin seseorang tersebut, hmmmm...

Dalam bercinta memang kita tidak mengenal alasan atau maksud tersendiri, cinta bisa saja diluar nalar dan tumbuh begitu saja, namun dalam bercinta juga membutuhkan sebuah logika yang menjadikan manusia tetap manusia yang memiliki akal untuk melanjutkan hidup yang semestinya..

Lalu, apakah bucin itu salah?
Kalau menurut diri saya sendiri, bucin tidak sepenuhnya salah dalam berhubungan, namun yang menjadi masalah pada sebagian orang adalah mereka akan merasa miris karena mereka bisa kehilangan seorang sahabat atau teman yang dulunya bersama mereka namun pada saat dia menjadi bucin akhirnya mereka seolah kehilangan dirinya.

Lalu untuk saya sendiri apa masalahnya?
Saya tidak mempermasalahkan siapapun yang menjadi bucin yang penting ia tidak mengganggu kehidupan saya dan orang lain, silakan menjadi bucin sesukamu, yang menjadi masalah adalah ANDA WARGA-WARGA BUMI YANG SELALU MERASA BENAR DALAM BERKOMENTAR, YANG SELALU NYINYIRIN KEHIDUPAN ORANG LAIN DAN  MEMPERMASALAHKAN KEHIDUPAN ORANG LAIN DAN MENJADIKANNYA LELUCON BAGI TEMAN-TEMAN ANDA.

Di lingkungan saya sendiri, Bucin menjadi bahan candaan yang sebenarnya tidak valid, sedikit-sedikit dibilang bucin, sehingga bucin mengalami pergeseran makna dari melakukan sesuatu yang ekstrim menjadi sesuatu yang receh.


Sumber : https://mojok.co/apk/rame/list/5-ciri-ciri-bucin-alias-budak-cinta/


Tertawalah hujan biarlah aku menuliskan kata-kata yang membawaku pada wajah-wajah yang menyadari betapa bodohnya saya menuliskan pandangan tentang Bucin ini, ya lebih baik kita membicarakan mengenai Pilpres yang sebentar lagi akan berlangsung, fenomena pilpres ini juga menjadi trend perbincangan yang selalu muncul dimana-mana, namun bukan diskusi mengenai politiknya yang menjadi perbincangan namun yang malah hangat-hangat dibicarakan adalah pertengkaran maya antara 2 pendukung yang suci kandidat pemilu, jujur, saya memang pendukung salah satu paslon yang akan melaksanakan pemilu yang ditunggu-tunggu ini, namun saya bukanlah pendukung yang “norak” membela mati-matian orang yang didukung, karena sama saja kita memberikan martabat kita hanya untuk orang lain mengenai debat kusir yang isinya hanyalah kekosongan semata, dan akhirnya dengan apa yang saya tulis ini saya juga sadar “kok, pendukung paslon-paslon ini hampir sama ya dengan orang yang menjadi budak cinta seorang pasangan, melakukan apapun untuk seorang yang ia anggap segalanya baginya”

Lalu, pikiranku pun berhenti sampai situ saja, biarlah kehidupan terus berjalan, yang aku nantikan adalah bagaimana hujan akan turun, lalu kemudian ada matahari menyinari setelahnya, sambil aku memandang foto seorang perempuan yang membuat aku melakukan segala cara untuk mendapatkan dan membahagiakannya....What?? Dasar Bucin!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar