Selasa, 07 Mei 2019

Filosopi dibalik Perjalanan Waktu dan Realitas pada Film Avengers : Endgame




Siapa yang selalu berpikir kembali setelah menonton sebuah film?
Atau mungkin ada juga yang setelah menonton film hanya menikmati adegan yang memanjakan mata, dan terpenting semua cerita masuk akal lalu kita selesai sampai disitu.
Bagiku semua tidak ada yang salah, begitu banyak orang diluar sana yang menghakimi orang lain berdasarkan selera mereka menonton film dan bagaimana mereka menyikapi film tersebut.
Tidak. Semua cara kita benar adanya dalam menyikapi segi kehidupan
Dunia superhero menjadi pop-culture di zaman post-millenial ini, ada yang baru mengenal dari film, ada juga yang sudah mengenal dari komik, terkhususnya The Avengers, siapa yang tidak mengenal pahlawan fiksi terkuat di bumi ini?. Berisi kumpulan pahlawan-pahlawan super dari Marvel Studios mengakhiri perjalanan mereka di seri ke-4 Avengers, yang diberi Sub-Judul ENDGAME, kembali di direct oleh duo bersaudara Anthony & Joe Russo. Mengacu pada setiap perjalanan selalu ada akhirnya, sadar atau tidak di dalam kehidupan pun selalu begitu, tidak peduli seberapa manis atau pahitnya kehidupanmu, karena takdir memberi gambaran “Kejam tak mengenal ampun” siapapun akan dilibas oleh takdir.


Pertama-tama, yang aku ulas film ini adalah menurut penggambaran pribadiku, jadi bukan sebagai kritikus film dan semacamnya.
Para penggemar Marvel pasti bakal tahu bahwa Endgame adalah penutup bagi semua film-film Superhero Marvel selama kurang lebih 10 tahun yang diawali dari Iron-Man. 
Beberapa film di Jagad Marvel selalu menguak asal-usul Infinity Stone yang menjadi kunci di 2 film terakhir Avengers ini, Power Stone, Mind Stone, Reality Stone, Time Stone, Space Stone, Soul Stone. Batu keabadian itu ibarat hadiah yang diturunkan Sang Pencipta kepada makhluk di semesta yang merupakan elemen penting. 
Dulunya di jagad superhero semua orang hanya mengenal Superman, Batman, dan Spiderman, mungkin hanya penikmat komik yang mengenal superhero asing semacam Iron Man dan Captain America, semenjak Marvel menggebrak dunia perfilman dengan Superhero Bluckbuster – nya yang memiliki sebuah Universe untuk menghubungkan berbagai karakter dalam filmnya, membuat tokoh-tokoh Marvel semakin terkenal apalagi dengan filmnya yang heroik, dibalut efek CGI dan cerita yang nyaman untuk diikuti membuat semacam produk Pop-Culture yang baru, oleh karena itu sudah tidak zaman lagi jika Superhero beraksi secara sendiri seperti yang dilakukan DC Comic, rival abadinya Marvel, namun formula Marvel ini membuat DC juga ikut meniru untuk membuat Universe dengan tokoh-tokohnya yang juga karakternya kuat.

Untuk diriku sendiri walaupun lebih condong ke DC, namun aku sangat menyukai hampir semua film Marvel, dan tokoh yang menjadi anggota Avengers ini, sebut saja Captain America, aku sangat terinspirasi dari kepemimpinan dan dedikasi di dalam jagad MCU, saat dia awalnya hanyalah orang terbelakang menjadi tentara super, hingga menjadi legenda amerika dan dunia.



Jadi, film ini adalah lanjutan dari Infinity War, yang sebenarnya awalnya dibagi menjadi 2 film yaitu part pertama Infinity War dan keduanya adalah Endgame ini sendiri. Pada Infinity War, Avengers menerima kekalahan menyakitkan dari seorang Mad Titan yang terkenal sekarang ini yaitu Thanos, akibat jentikan dari Infinity Gauntlet-nya, separuh alam semesta dihapus dari realitas sehingga dunia menjadi seimbang menurut Thanos sendiri, kalau dilihat dari penggambaran seorang Thanos itu sendiri bagiku, ia tidak sepenuhnya jahat, ia hanya diracuni oleh pemikiran filosop yang ia percaya “Ia ingin menyelamatkan dunia” dengan satu-satunya cara dan apapun caranya meski harus mengorbankan seseorang yang dia cintai, aku sangat bersimpati untuk seorang Thanos.
Namun, bumi memiliki keistimewaannya dibandingkan dengan kehidupan lain di galaksi dan semesta ini, salah satunya adalah ada sekelompok manusia-manusia kuat dengan sisi humanisme yang tak dimiliki makhluk lain di dunia ini, oleh karena itu mereka ingin mengembalikan mereka yang sudah dihapus dari keberadaannya, orang yang mereka cintai, yang satu-satunya dimiliki di dunia ini, Mencari Thanos untuk mendapatkan batunya kembali adalah satu-satunya cara, namun nyatanya Thanos sudah selesai dalam pekerjaannnya, sudah jelas tujuan hidupnya adalah dengan menyelamatka dunia dengan cara dia sendiri, sehingga ia menghancurkan Sarung Tangan dengan Batu Keabadian yang hampir membunuhnya, sehingga ia tak perduli apa yang akan dilakukan Avengers kepadanya termasuk Thor yang memenggal kepalanya dan ia mati, yang terpenting mereka yang telah terhapus dari realitas sudah tak bisa dikembalikan lagi.
Sampai seorang Ant-Man secara tidak sengaja keluar dari dunia kerdilnya Hank Pym, ia ternyata baru mengetahui bahwa dunia sudah lama kacau selama 5 tahun ini, ia menjadi kunci untuk Avengers memberikan harapan baru untuk dunia yang sedang kacau ini, dan caranya adalah “Perjalanan Waktu”, lagi-lagi tentang waktu, entah mengapa aku selalu menyukai tentang perjalanan waktu dari sebuah penceritaan di dunia ini, apalagi jika bertemakan superhero, wow, kisah ini tidak akan ku lewatkan apalagi nantinya pasti ada pesan “filosopis” yang didapatkan, alhasil, Pecah sekali... penulis naskah sangat-sangat mengetahui apa yang akan membuat penonton berdecak kagum hingga takjub untuk menonton film yang imajinatif ini, singkatnya mereka menemukan cara bagaimana melakukan perjalanan waktu dengan menggunakan Quantum Realmnya Antman (Hank Pym) mereka kembali ke masa lalu dimana batu-batu tersebut berada yaitu momen Battle of New York-nya Avengers 2012, The Dark World-nya Thor 2013, Guardian of The Galaxy 2014, walaupun cukup kewalahan untuk mengambil batu tersebut namun dengan kegigihan setiap tokoh mereka berhasil mendapatkan semua batu tersebut walaupun usaha mereka memancing Thanos dari masa lalu untuk mengikuti mereka ke masa depan, ya cukup sampai disitu mungkin kalian juga sudah bisa menebak bagaimana kelanjutannya, ya memang seperti biasa Avengers berhadapan dengan Thanos sekali lagi, yang menjadi daya tariknya adalah pertempuran yang sangat emosional bercampur dengan kejutan-kejutan yang membawa penonton kepada kekagumannya, apalagi dengan kembalinya para pahlawan yang mati menjadi debu.
Dari 3 jam lebih durasi film ini, aku merasa sangat puas dan mungkin aku kehabisan kata untuk menggambarkan kerennya film ini, aku sudah mengikuti semua filmnya , pastinya film ini begitu spesial bagi fans seperti aku, ceritanya yang juga fresh mudah diikuti dan belum pernah ada cerita film superhero yang mengangkat kisah ini di layar lebar, efek visual dan action juga pastinya tidak diragukan untuk film marvel, dan juga yang menarik perhatian ku selama di bioskop adalah Backsound/Soundtrack/Scoring pada film yang membuat film menjadi hidup dan bergairah yang diberikan oleh Alan Silvestri yang juga komposer dibalik Ready Player One, dari semua film Marvel menurutku scoring di film ini lah yang paling megah dan bagus, dan juga momen-momen di masa lalu juga menjadikan film ini sangat keren menjadi refleksi yang pas selama 10 tahun ini, terlepas dari semua itu film ini sebenarnya ada juga kekurangannya, yaitu ada beberapa karakter anggota Avenger yang kurang dimaksimalkan yaitu Drax, Star Lord, dan Hulk. Drax memiliki masa lalu yang buruk dengan Thanos, dimana anak dan istri Drax mati ditangan Thanos, mungkin sebenarnya momen inilah bisa menjadi ajang balas dendamnya kepada Thanos. Begitupun untuk Star Lord, sebenarnya di bioskop aku menunggu bagaimana peran star-lord secara langsung ke Thanos sebab di IW sebelumnya, salah satu kegagalan Avengers dalam menghadapi Thanos adalah karena ke-belagu-an Star_lord. Dan juga di pembukaan IW diperlihatkan epiknya pertarungan head to head Hulk vs Thanos, mengapa di film ini tidak juga diperlihatkan bagaimana Hulk sekali lagi melawan Thanos.
Namun itu semua tidak mengganggu jalan cerita yang sangat baik, apalagi dengan adegan mendekati akhir film yang megah sekaligus penuh haru, Iron-Man, dalam 10 tahun terakhir Iron-Man berperan banyak dalam kehadiran banyak tokoh seperti Black Widow, Nick Fury, Black Panther hingga Spiderman, dan di film ini diperlihatkan bagaimana seorang pahlawan yang sebenarnya, pengorbanan itu tidak main-main, kehidupan mewah hilang, orang yang tersayang hilang, dan kematian menjemputmu. Itulah pahlawan sesungguhnya, yang mungkin di jaman sekarang ini masih abu-abu siapa pahlawan sesungguhnya. Ada banyak kejutan mewarnai film ini, namun ada satu yang paling menarik perhatian ku untuk berpikir, yaitu : Time-Travel.



TIME-TRAVEL
Mungkin dari kalian mengetahui konsep time-travel yang kita kenal dan kita percayai sampai sekarang ini adalah, The Grandfather Paradox atau The Butterfly Effect. Maksudnya adalah jika kita kembali ke masa lalu untuk membunuh kakek kita sendiri maka kita sendiri tidak akan lahir. Konsep ini terjadi di film-film yang terkenal seperti “Back to the future, Looper, Terminator dan The Flash”. Namun di film Avengers : Endgame, konsep ini tidak dipakai, ya mungkin karena untuk kepentingan filmnya dan universe itu sendiri, dan konsep waktu ini sudah banyak dipakai di film terkenal lain sehingga sudah usang jika dipakai kembali di seri Avengers terakhir ini.
Lalu bagaimana konsep dari Time travel yang ditawarkan di film ini? Awalnya James Rhodes aka. War Machine/Iron Patriot dan Scoot Lang aka. Ant-Man, berencana untuk mengalahkan Thanos adalah dengan membunuh bayi Thanos sehingga Thanos tidak bisa lahir dan tentunya ia tidak bisa menemukan Infinity Stone yang menghapus setengah makhluk alam semesta ini, namun Dr.Bruce Banner aka. Hulk membantah akan hal tersebut ia yang lebih mengetahui tentang Fisika menganggap bahwa aturan time travel tidak sesederhana itu, jika kita kembali ke masa lalu untuk mengubah masa sekarang, maka itu tidak akan mengubah tatanan waktu yang sudah terjadi, karena masa lalu yang akan kita datangi akan menjadi masa depan kita, lalu apa yang terjadi malah akan membentuk tatanan waktu yang baru dari masa lalu yang mereka datangi. Hal ini relevan seperti konsep yang diajukan oleh seorang ahli fisika Hugh Everest tahun 1954 yaitu “Many-World Interpretation” atau dikenal juga dengan “Parallel Universe” bahwa semesta – semesta atau dimensi-dimensi yang berjalan sejajar dengan dimensi yang kita diami saat ini. Contohnya seperti gambar berikut ini.


Ketika saat itu aku menyatakan cinta kepada seseorang, ada dua kemungkinan, ditolak atau diterima, jika saat itu aku diterima, maka keberadaan aku ditolak masih berada di dimensi lain. Hmmm terdengar gila kan? Well, inilah konsep yang dipercaya oleh Everest.

Konsep Many World Interpretation tersebut juga dibela oleh ilmuwan Fisika David Deutch yang mendukung teori dunia paralel ini.

Lalu bagaimana itu bisa menyingkirkan “Grandfather Paradox”?
Menurut ilmuwan Michael Milford dan Peter Stratton, di mekanik kuantum, partikel atom lebih seperti gelombang probabilitas yang kabur. Ini artinya jika ada peluang, atau kemungkinan sesuatu terjadi di waktu tertentu, yang bisa dikombinasikan dengan Teori Banyak Dunia, bisa menyingkirkan Paradoks Kakek itu sendiri.
Jadi sebenarnya masuk akal kalau film ini menganut MWI, mesin waktu yang digunakan adalah dengan cara memasuki Qouantum Realm, well, bagi kalian yang lebih paham fisika silakan mungkin bisa dijelaskan di komen dibawah, bagiku menjelaskan mekanika kuantum hanya sebatas mengetahui bahwa unit terkecil dari kehidupan di dunia ini adalah kehampaan, jadi tidak mengenal ruang dan waktu, sehingga kita dapat menelusuri ruang dan waktu.

Nah, dari contoh tersebut kita mengetahui keputusan kita saat ini itu menimbulkan kemungkinan-kemungkinan yang membentuk dimensi-dimensi lain yang sejajar dengan kita. Pada film Avengers : Endgame, para avengers tidak akan merusak tatanan waktu yang sudah terjadi, melainkan saat mereka kembali ke masa lalu pada suatu kejadian misal pada Pasca Battle of New York, yang menyebabkan Loki lolos lagi dengan Tesseract itu tidak akan mengubah tatanan yang berjalan namun akan menimbulkan suatu dimensi baru atau percabangan dari yang utama, sehingga keberadaan Avengers yang datang dari masa depan tidak akan terganggu atau menghilang, hal ini membantah konsep dari “Grandfather Paradox”, yang harusnya tatanan waktu akan terganggu. Dengan bantuan Quantum Realm, ya disini kembali diarahkan kepada Fisika yang rumitnya Einsten, Bohr, dan lain-lain, namun bagaimana mereka bisa tepat datang ke masa dan tempat yang mereka inginkan, adalah dengan kejeniusan Stark, ada semacam GPS waktu sehingga mereka bisa tepat berada di waktu dan tempat mereka inginkan.

Dalam setiap keputusan pasti ada risiko yang besar dan mungkin di dunia ini ada hal mistis yang mungkin tidak bisa kita mengerti dengan hukum Fisika sekalipun, hal inilah yang diungkapkan The Ancient One atau Sang Leluhur yang pada saat itu masih memegang Time Stone pada saat Avengers datang di tahun 2012, jika mereka mengambil semua Infinity Stoen yang terjadi adalah akan banyaknya realitas-realitas baru yang akan terjadi, namun Dr. Bruce Banner aka. Hulk meyakinkan bahwa mereka akan mengembalikan batu tersebut jika sudah berhasil, dan juga seperti yang tak diduga oleh Ancient One adalah bahwa Doctor Strange memberikan Time Stone tersebut kepada Thanos, ya, menurutku ini adalah bentuk wujud dari prediksi Doctor Strange bahwa tak ada jalan lain.



Film ini merupakan klimaks dari 10 tahun lebih Marvel dalam membuat film, dan sungguh berhasil memuaskan penonton terutama Fans Marvel itu sendiri, well apa filosopi dari film ini

1. Waktu
Aku menyukai konsep waktu yang dijelaskan oleh banyak ilmuwan mulai dari filosop atau Fisikawan, semua mungkin menjelaskan secara teori dan akalnya masing-masing. Namun yang paling aku sukai dari waktu tersebut adalah prosesnya, semua kembali pada diri kita sendiri dalam memandang waktu, dengan adanya waktu kita bisa belajar bagaimana membangun kehidupan dan komitmen seperti yang dijelaskan film-film Marvel selama 10 tahun ini, mulai dari Iron-Man, Captain America, Guardian Of The Galaxy, semua perjuangan butuh waktu, Iron Man yang awalnya adalah orang yang egois, playboy, duniawi dengan waktu berubah menjadi seorang yang begitu penting di dunia yang dikelilingi semesta yang tak bisa dimengerti ini, kemudian Captain America umur ratusan tahun namun masih mau melakukan apa saja, mungkin seorang veteran cukup menyerahkan kehidupannya untuk orang lain saja dalam melanjutkan pekerjaannya, namun kesempatan selalu diambil oleh sang Captain. Ada banyak contoh dari peranan waktu yang bisa diambil dari film-film Marvel, walaupun pada akhirnya waktu bisa dimanipulasi atau bermain Tuhan untuk membuat ciptaan Tuhan itu sendiri diselamatkan.
Waktu itu berjalan lurus ke depan, bagaimana seandainya kita dengan mudah bisa memanipulasi waktu yaitu mengubah masa lalu untuk membuat masa depan yang berbeda, jika itu terjadi akan ada konsekuensi yang terjadi, yaitu ketidakseimbangan semesta dalam ruang dan waktu. Bagiku sendiri, sekeras-kerasnya kita ingin mengubah masa lalu, maka akan sia-sia saja bahkan akan menimbulkan masalah yang tak berujung mungkin dari para ilmuwan akan menganggap itu Paradox yang akan dihadapi, aku percaya itu, dan mungkin di jagad MCU pada film marvel setelah Endgame bakal ada konsekuensi yang harus mereka hadapi.
“Terimalah masa lalumu, mungkin takdir yang sekarang sudah menjadi yang terbaik diberikan oleh Tuhan kepadamu.”

2.      Move On
Melanjutkan hidup dari kejadian yang menyulitkan kita tidaklah mudah, akan selalu ada bekas-bekas penyesalan dan ketidakberdayaan yang dialami, salah satu hal yang paling aku sukai dari film ini adalah percakapan Captain dengan Natasha mengenai Move On dari kekalahan mereka, mungkin ini saatnya mereka merelakan yang sudah terjadi, jika kita kehilangan seseorang kita tidak bisa berlarut –larut, pun jika Time Travel itu tidak terjadi yang harus dilakukan adalah Move On, melanjutkan kehidupan, ada banyak cara lain untuk menyelamatkan dunia.
            “Lanjutkan hidupmu, sepahit apapun masa lalumu”

3.      Manusiawi
Apa kekuatan terbesar dari seorang manusia? Egois, Serakah, Dosa, atau Pengkhianatan? Di media begitu banyak permasalahan yang berkecamuk dimuka bumi, menurutku itu adalah hasil dari perbuatan manusia itu sendiri. Mungkin lebih tepatnya Keburukan, ya, itulah manusia, semua sifat buruk itu berasal dari ketakutan, sesempurna apapun manusia di dunia tidak lepas dari namanya ketakutan, keberanian bukanlah orang yang tidak mempunyai rasa takut, namun keberanian adalah ketika kita memiliki rasa takut namun kita berani untuk menghadapinya. Kekuatan terbesar manusia salah satunya adalah Ketakutan, takut untuk kehilangan orang yang dicintai, takut gagal, takut untuk sendiri, karena ketakutan itulah Avengers mengambil risiko untuk kembali menghadapi Thanos dan menggagalkan rencana yang sudah dibuatnya.
“Mereka yang berani bukanlah mereka yang selalu menang, namun mereka yang gagal dan kalah namun bangkit dari keterpurukan itu”

4.      Harapan
Apa yang membuat seseorang bangkit dari kegagalan? Jika kita memiliki harapan untuk terus melanjutkan kehidupan, kita menjadi bersemangat. Clint Barton aka. Hawkeye ketika dibujuk untuk kembali, dia awalnya menolak karena tidak mau diberikan harapan, harapan itu berbahaya karena jika harapan itu ternyata tidak membuat mereka mengembalikan alam semesta, malah menambah rasa sakit akan kehilangan. Namun dengan tekad dan kerjasama yang kuat harapan itu berhasil mereka wujudkannya.
Di seluruh dunia, banyak mereka yang tidak seberuntung kita yang bisa membaca tulisan ini, bisa berjalan dengan kedua kaki, namun mereka bisa melanjutkan kehidupan mereka bahkan bisa meraih mimpi, karena ada harapan. Harapan itu yang membuat seseorang bekerja keras dan mau melakukan sesuatu, tetapi jika diberikan harapan yang palsu, mungkin hanyalah ibarat bualan janji yang diberikan anak ABG kepada gebetannya.
Harapan membuat Avengers, Pahlawan terkuat bumi bisa mewujudkan tujuan mereka untuk menyelamatkan semesta.
“Harapan adalah sesuatu yang baik”
Begitupun diriku dan dirimu, bukan?

5.      Pengorbanan

Ada satu yang harus dimiliki seorang pahlawan adalah pengorbanan. Waktu, pikiran, perasaan dan kehidupan semua diserahkan kepada semua orang yang dicintai dan masa depan orang lain, tanpa tahu apa yang akan orang berikan kepada pahlawan itu nantinya. Namun, Cinta yang sebenarnya tidak memandang pengorbanan, karena jika kamu merasa berkorban kau akan sadar bahwa cintamu telah pudar begitulah kira-kira menurut Sudjiwo Tedjo.
“Diatas segala yang dimiliki seorang pahlawan adalah pengorbanan”


Bagaimana dengan kalian?
Apakah Avengers : Endgame adalah penutup yang indah selama 10 tahun perjalanan Marvel dan pembuka ruang baru bagi MCU ke depannya?
Bagian mana saja yang menjadi favorit kalian?
Silakan komentar dan bagikan ya
Adams Sophiano
I Love You 3000


Tidak ada komentar:

Posting Komentar