Selasa, 08 Agustus 2017

Tantangan di Tenggara Nusantara



Terimakasih, Lombok

Begitulah ungkapan hati ketika aku memasuki pesawat kepulangan ke Palangka Raya yang terlebih dahulu transit di Surabaya. Selama kurang lebih seminggu penuh aku berada di sana, melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkesan mulai dari yang serius hingga yang sebercanda sekalipun.
Kegiatan di salah satu pulau paling tenggara di Indonesia ini yaitu diisi dengan Musyawarah Nasional dan Jambore Nasional, semua berkesan ketika pada waktu Munas kita mengisi ruangan dengan pendapat atau argumen yang bertujuan untuk merumuskan bagaimana PTBMMKI kedepannya sekaligus juga kita akan mengenal teman-teman dari TBM unit hampir dari seluruh Indonesia, kemudian yang paling berkesan adalah pada sewaktu Jambore Nasional, disini aku pertama kali mengenal yang namanya penyelamatan korban jatuhnya pesawat terbang di hutan bahkan ditengah laut, jadi kita akan diajarkan agar bisa menaklukkan medan supaya korban menjadi mudah ditemukan serta penanganan korbannya, diselingi dengan keakraban dengan teman-teman baru serta dilengkapi dengan panorama pantai yang tak terlupakan.
            Untuk pertama kali aku menginjak kaki di tenggara nusantara ini yang katanya pantai – pantai indah dan  laut yang menakjubkan, telah ku buktikan dengan cita rasa ku sendiri, Lombok terlihat indah karena menunjukan jati dirinya sendiri yaitu tempat yang penuh dengan pantai-pantai, oleh karena itu pemerintah mungkin menjadi lebih fokus mengambangkan pariwisata pantai dan panorama alam. Itulah yang menjadi daya tarik tersendiri di Nusa Tenggara Barat. Dan akupun merasakan itu ketika panorama pantai yang kunikmati memang benar-benar tak ternilai ditambah dengan suasana keakraban dengan teman-teman baru menjadikan kegiatan di Lombok ini menjadi memori terbaik ku di tahun ini.
            Lombok adalah lambang tantangan bagiku, karena kehidupan adalah sejati jika ia dipenuhi dengan tantangan yang tak berujung, bagaimana tidak sekamar dengan delegasi yang belum ku kenal lalu berinteraksi dengan teman yang berbeda-beda, membaca pertama kali kompas yang merupakan kunci kami untuk menemukan korban, turun ditengah lautan untuk menyelamatkan korban, bahkan harus puasa kebersihan tubuh karena sumber air yang seadanya.
            Memang benar, pengalaman adalah guru terbaik manusia, kadang pengalaman itu sendiri yang dapat merubah pemahaman kita tentang kehidupan kita, pikiran kita akan menjadi terbuka terhadap masalah-masalah, kali ini terkhusus pada masalah organisasi yang aku geluti di kampus yaitu TBM, bagaimana TBM sebagai wadah mahasiswa untuk menyediakan bantuan medis dan berinteraksi dengan alam seharusnya ditempatku tak jauh dari prinsip itu, dan pengalaman inilah yang akan ku gunakan untuk merubah pemikiran sahabatku dan juga diriku sendiri.
            Bagaimana kehidupan yang seharusnya itu, menurutku adalah ketika kita memiliki masalah kita tetap tegar dan tekun untuk menghadapinya...
Terimakasih Lombok, ada banyak yang ingin ku jelajahi serta ku dalami tentangmu dan tentang teman-temanku yang lain, namun waktu tak pernah sadar akan perasaan, namun apalah arti ruang jika hati tetap bersama. Sampai jumpa di waktu yang lain. I Miss You!


A.Soph
Agustus 2017

TBM Tingang Menteng








1 komentar: