Terimakasih, Lombok
Begitulah
ungkapan hati ketika aku memasuki pesawat kepulangan ke Palangka Raya yang
terlebih dahulu transit di Surabaya. Selama kurang lebih seminggu penuh aku
berada di sana, melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkesan mulai dari yang
serius hingga yang sebercanda sekalipun.
Kegiatan di
salah satu pulau paling tenggara di Indonesia ini yaitu diisi dengan Musyawarah
Nasional dan Jambore Nasional, semua berkesan ketika pada waktu Munas kita
mengisi ruangan dengan pendapat atau argumen yang bertujuan untuk merumuskan
bagaimana PTBMMKI kedepannya sekaligus juga kita akan mengenal teman-teman dari
TBM unit hampir dari seluruh Indonesia, kemudian yang paling berkesan adalah
pada sewaktu Jambore Nasional, disini aku pertama kali mengenal yang namanya
penyelamatan korban jatuhnya pesawat terbang di hutan bahkan ditengah laut,
jadi kita akan diajarkan agar bisa menaklukkan medan supaya korban menjadi mudah
ditemukan serta penanganan korbannya, diselingi dengan keakraban dengan
teman-teman baru serta dilengkapi dengan panorama pantai yang tak terlupakan.
Untuk
pertama kali aku menginjak kaki di tenggara nusantara ini yang katanya pantai –
pantai indah dan laut yang menakjubkan,
telah ku buktikan dengan cita rasa ku sendiri, Lombok terlihat indah karena
menunjukan jati dirinya sendiri yaitu tempat yang penuh dengan pantai-pantai,
oleh karena itu pemerintah mungkin menjadi lebih fokus mengambangkan pariwisata
pantai dan panorama alam. Itulah yang menjadi daya tarik tersendiri di Nusa
Tenggara Barat. Dan akupun merasakan itu ketika panorama pantai yang kunikmati
memang benar-benar tak ternilai ditambah dengan suasana keakraban dengan
teman-teman baru menjadikan kegiatan di Lombok ini menjadi memori terbaik ku di
tahun ini.
Lombok
adalah lambang tantangan bagiku, karena kehidupan adalah sejati jika ia
dipenuhi dengan tantangan yang tak berujung, bagaimana tidak sekamar dengan
delegasi yang belum ku kenal lalu berinteraksi dengan teman yang berbeda-beda,
membaca pertama kali kompas yang merupakan kunci kami untuk menemukan korban,
turun ditengah lautan untuk menyelamatkan korban, bahkan harus puasa kebersihan
tubuh karena sumber air yang seadanya.
Memang
benar, pengalaman adalah guru terbaik manusia, kadang pengalaman itu sendiri
yang dapat merubah pemahaman kita tentang kehidupan kita, pikiran kita akan
menjadi terbuka terhadap masalah-masalah, kali ini terkhusus pada masalah
organisasi yang aku geluti di kampus yaitu TBM, bagaimana TBM sebagai wadah
mahasiswa untuk menyediakan bantuan medis dan berinteraksi dengan alam
seharusnya ditempatku tak jauh dari prinsip itu, dan pengalaman inilah yang
akan ku gunakan untuk merubah pemikiran sahabatku dan juga diriku sendiri.
Bagaimana
kehidupan yang seharusnya itu, menurutku adalah ketika kita memiliki masalah
kita tetap tegar dan tekun untuk menghadapinya...
Terimakasih Lombok, ada banyak
yang ingin ku jelajahi serta ku dalami tentangmu dan tentang teman-temanku yang
lain, namun waktu tak pernah sadar akan perasaan, namun apalah arti ruang jika
hati tetap bersama. Sampai jumpa di waktu yang lain. I Miss You!
A.Soph
Agustus 2017
TBM Tingang Menteng |
coba bikin vlog bang
BalasHapus