Siapa yang selalu berpikir kembali setelah menonton
sebuah film?
Atau mungkin ada juga yang setelah menonton film
hanya menikmati adegan yang memanjakan mata, dan terpenting semua cerita masuk
akal lalu kita selesai sampai disitu.
Bagiku semua tidak ada yang salah, begitu banyak
orang diluar sana yang menghakimi orang lain berdasarkan selera mereka menonton
film dan bagaimana mereka menyikapi film tersebut.
Tidak. Semua cara kita benar adanya dalam menyikapi
segi kehidupan
Dunia superhero menjadi pop-culture di zaman
post-millenial ini, ada yang baru mengenal dari film, ada juga yang sudah
mengenal dari komik, terkhususnya The Avengers, siapa yang tidak mengenal pahlawan
fiksi terkuat di bumi ini?. Berisi kumpulan pahlawan-pahlawan super dari Marvel
Studios mengakhiri perjalanan mereka di seri ke-4 Avengers, yang diberi
Sub-Judul ENDGAME, kembali di direct oleh duo bersaudara Anthony & Joe
Russo. Mengacu pada setiap perjalanan selalu ada akhirnya, sadar atau tidak di
dalam kehidupan pun selalu begitu, tidak peduli seberapa manis atau pahitnya
kehidupanmu, karena takdir memberi gambaran “Kejam tak mengenal ampun” siapapun
akan dilibas oleh takdir.
Pertama-tama, yang aku ulas film ini adalah menurut
penggambaran pribadiku, jadi bukan sebagai kritikus film dan semacamnya.
Para penggemar Marvel pasti bakal tahu bahwa Endgame
adalah penutup bagi semua film-film Superhero Marvel selama kurang lebih 10
tahun yang diawali dari Iron-Man.
Beberapa film di Jagad Marvel selalu menguak asal-usul Infinity Stone yang menjadi kunci di 2 film terakhir Avengers ini, Power Stone, Mind Stone, Reality Stone, Time Stone, Space Stone, Soul Stone. Batu keabadian itu ibarat hadiah yang diturunkan Sang Pencipta kepada makhluk di semesta yang merupakan elemen penting.
Dulunya di jagad superhero semua orang hanya
mengenal Superman, Batman, dan Spiderman, mungkin hanya penikmat komik yang
mengenal superhero asing semacam Iron Man dan Captain America, semenjak Marvel
menggebrak dunia perfilman dengan Superhero Bluckbuster
– nya yang memiliki sebuah Universe untuk menghubungkan berbagai karakter dalam
filmnya, membuat tokoh-tokoh Marvel semakin terkenal apalagi dengan filmnya
yang heroik, dibalut efek CGI dan cerita yang nyaman untuk diikuti membuat
semacam produk Pop-Culture yang baru, oleh karena itu sudah tidak zaman lagi
jika Superhero beraksi secara sendiri seperti yang dilakukan DC Comic, rival
abadinya Marvel, namun formula Marvel ini membuat DC juga ikut meniru untuk
membuat Universe dengan tokoh-tokohnya yang juga karakternya kuat.
Untuk diriku sendiri walaupun lebih condong ke DC,
namun aku sangat menyukai hampir semua film Marvel, dan tokoh yang menjadi
anggota Avengers ini, sebut saja Captain America, aku sangat terinspirasi dari
kepemimpinan dan dedikasi di dalam jagad MCU, saat dia awalnya hanyalah orang
terbelakang menjadi tentara super, hingga menjadi legenda amerika dan dunia.
Jadi, film ini adalah lanjutan dari Infinity War,
yang sebenarnya awalnya dibagi menjadi 2 film yaitu part pertama Infinity War
dan keduanya adalah Endgame ini sendiri. Pada Infinity War, Avengers menerima
kekalahan menyakitkan dari seorang Mad Titan yang terkenal sekarang ini yaitu
Thanos, akibat jentikan dari Infinity Gauntlet-nya, separuh alam semesta
dihapus dari realitas sehingga dunia menjadi seimbang menurut Thanos sendiri,
kalau dilihat dari penggambaran seorang Thanos itu sendiri bagiku, ia tidak
sepenuhnya jahat, ia hanya diracuni oleh pemikiran filosop yang ia percaya “Ia
ingin menyelamatkan dunia” dengan satu-satunya cara dan apapun caranya meski
harus mengorbankan seseorang yang dia cintai, aku sangat bersimpati untuk
seorang Thanos.
Namun, bumi memiliki keistimewaannya dibandingkan
dengan kehidupan lain di galaksi dan semesta ini, salah satunya adalah ada sekelompok
manusia-manusia kuat dengan sisi humanisme yang tak dimiliki makhluk lain di
dunia ini, oleh karena itu mereka ingin mengembalikan mereka yang sudah dihapus
dari keberadaannya, orang yang mereka cintai, yang satu-satunya dimiliki di
dunia ini, Mencari Thanos untuk mendapatkan batunya kembali adalah satu-satunya
cara, namun nyatanya Thanos sudah selesai dalam pekerjaannnya, sudah jelas
tujuan hidupnya adalah dengan menyelamatka dunia dengan cara dia sendiri,
sehingga ia menghancurkan Sarung Tangan dengan Batu Keabadian yang hampir
membunuhnya, sehingga ia tak perduli apa yang akan dilakukan Avengers kepadanya
termasuk Thor yang memenggal kepalanya dan ia mati, yang terpenting mereka yang
telah terhapus dari realitas sudah tak bisa dikembalikan lagi.
Sampai seorang Ant-Man secara tidak sengaja keluar
dari dunia kerdilnya Hank Pym, ia ternyata baru mengetahui bahwa dunia sudah
lama kacau selama 5 tahun ini, ia menjadi kunci untuk Avengers memberikan
harapan baru untuk dunia yang sedang kacau ini, dan caranya adalah “Perjalanan
Waktu”, lagi-lagi tentang waktu, entah mengapa aku selalu menyukai tentang
perjalanan waktu dari sebuah penceritaan di dunia ini, apalagi jika bertemakan
superhero, wow, kisah ini tidak akan ku lewatkan apalagi nantinya pasti ada pesan
“filosopis” yang didapatkan, alhasil, Pecah sekali... penulis naskah
sangat-sangat mengetahui apa yang akan membuat penonton berdecak kagum hingga
takjub untuk menonton film yang imajinatif ini, singkatnya mereka menemukan
cara bagaimana melakukan perjalanan waktu dengan menggunakan Quantum Realmnya
Antman (Hank Pym) mereka kembali ke masa lalu dimana batu-batu tersebut berada
yaitu momen Battle of New York-nya Avengers 2012, The Dark World-nya Thor 2013,
Guardian of The Galaxy 2014, walaupun cukup kewalahan untuk mengambil batu
tersebut namun dengan kegigihan setiap tokoh mereka berhasil mendapatkan semua
batu tersebut walaupun usaha mereka memancing Thanos dari masa lalu untuk
mengikuti mereka ke masa depan, ya cukup sampai disitu mungkin kalian juga sudah
bisa menebak bagaimana kelanjutannya, ya memang seperti biasa Avengers
berhadapan dengan Thanos sekali lagi, yang menjadi daya tariknya adalah
pertempuran yang sangat emosional bercampur dengan kejutan-kejutan yang membawa
penonton kepada kekagumannya, apalagi dengan kembalinya para pahlawan yang mati
menjadi debu.
Dari 3 jam lebih durasi film ini, aku merasa sangat
puas dan mungkin aku kehabisan kata untuk menggambarkan kerennya film ini, aku
sudah mengikuti semua filmnya , pastinya film ini begitu spesial bagi fans
seperti aku, ceritanya yang juga fresh mudah diikuti dan belum pernah ada
cerita film superhero yang mengangkat kisah ini di layar lebar, efek visual dan
action juga pastinya tidak diragukan untuk film marvel, dan juga yang menarik
perhatian ku selama di bioskop adalah Backsound/Soundtrack/Scoring pada film
yang membuat film menjadi hidup dan bergairah yang diberikan oleh Alan
Silvestri yang juga komposer dibalik Ready Player One, dari semua film Marvel
menurutku scoring di film ini lah yang paling megah dan bagus, dan juga
momen-momen di masa lalu juga menjadikan film ini sangat keren menjadi refleksi
yang pas selama 10 tahun ini, terlepas dari semua itu film ini sebenarnya ada
juga kekurangannya, yaitu ada beberapa karakter anggota Avenger yang kurang
dimaksimalkan yaitu Drax, Star Lord, dan Hulk. Drax memiliki masa lalu yang
buruk dengan Thanos, dimana anak dan istri Drax mati ditangan Thanos, mungkin
sebenarnya momen inilah bisa menjadi ajang balas dendamnya kepada Thanos.
Begitupun untuk Star Lord, sebenarnya di bioskop aku menunggu bagaimana peran
star-lord secara langsung ke Thanos sebab di IW sebelumnya, salah satu
kegagalan Avengers dalam menghadapi Thanos adalah karena ke-belagu-an Star_lord. Dan juga di
pembukaan IW diperlihatkan epiknya pertarungan head to head Hulk vs Thanos,
mengapa di film ini tidak juga diperlihatkan bagaimana Hulk sekali lagi melawan
Thanos.
Namun itu semua tidak mengganggu jalan cerita yang
sangat baik, apalagi dengan adegan mendekati akhir film yang megah sekaligus
penuh haru, Iron-Man, dalam 10 tahun terakhir Iron-Man berperan banyak dalam
kehadiran banyak tokoh seperti Black Widow, Nick Fury, Black Panther hingga
Spiderman, dan di film ini diperlihatkan bagaimana seorang pahlawan yang
sebenarnya, pengorbanan itu tidak main-main, kehidupan mewah hilang, orang yang
tersayang hilang, dan kematian menjemputmu. Itulah pahlawan sesungguhnya, yang
mungkin di jaman sekarang ini masih abu-abu siapa pahlawan sesungguhnya. Ada
banyak kejutan mewarnai film ini, namun ada satu yang paling menarik perhatian
ku untuk berpikir, yaitu : Time-Travel.
Mungkin dari kalian mengetahui konsep time-travel
yang kita kenal dan kita percayai sampai sekarang ini adalah, The Grandfather
Paradox atau The Butterfly Effect. Maksudnya adalah jika kita kembali ke masa
lalu untuk membunuh kakek kita sendiri maka kita sendiri tidak akan lahir.
Konsep ini terjadi di film-film yang terkenal seperti “Back to the future,
Looper, Terminator dan The Flash”. Namun di film Avengers : Endgame, konsep ini
tidak dipakai, ya mungkin karena untuk kepentingan filmnya dan universe itu
sendiri, dan konsep waktu ini sudah banyak dipakai di film terkenal lain
sehingga sudah usang jika dipakai kembali di seri Avengers terakhir ini.
Lalu bagaimana konsep dari Time travel yang
ditawarkan di film ini? Awalnya James Rhodes aka. War Machine/Iron Patriot dan
Scoot Lang aka. Ant-Man, berencana untuk mengalahkan Thanos adalah dengan
membunuh bayi Thanos sehingga Thanos tidak bisa lahir dan tentunya ia tidak
bisa menemukan Infinity Stone yang menghapus setengah makhluk alam semesta ini,
namun Dr.Bruce Banner aka. Hulk membantah akan hal tersebut ia yang lebih
mengetahui tentang Fisika menganggap bahwa aturan time travel tidak sesederhana
itu, jika kita kembali ke masa lalu untuk mengubah masa sekarang, maka itu
tidak akan mengubah tatanan waktu yang sudah terjadi, karena masa lalu yang
akan kita datangi akan menjadi masa depan kita, lalu apa yang terjadi malah
akan membentuk tatanan waktu yang baru dari masa lalu yang mereka datangi. Hal
ini relevan seperti konsep yang diajukan oleh seorang ahli fisika Hugh Everest
tahun 1954 yaitu “Many-World Interpretation” atau dikenal juga dengan “Parallel
Universe” bahwa semesta – semesta atau dimensi-dimensi yang berjalan sejajar
dengan dimensi yang kita diami saat ini. Contohnya seperti gambar berikut ini.
Ketika saat itu aku menyatakan cinta kepada
seseorang, ada dua kemungkinan, ditolak atau diterima, jika saat itu aku
diterima, maka keberadaan aku ditolak masih berada di dimensi lain. Hmmm
terdengar gila kan? Well, inilah konsep yang dipercaya oleh Everest.
Konsep Many World Interpretation tersebut juga
dibela oleh ilmuwan Fisika David Deutch yang mendukung teori dunia paralel ini.
Lalu bagaimana itu bisa menyingkirkan “Grandfather
Paradox”?
Menurut ilmuwan Michael Milford dan Peter Stratton,
di mekanik kuantum, partikel atom lebih seperti gelombang probabilitas yang
kabur. Ini artinya jika ada peluang, atau kemungkinan sesuatu terjadi di waktu
tertentu, yang bisa dikombinasikan dengan Teori Banyak Dunia, bisa
menyingkirkan Paradoks Kakek itu sendiri.
Jadi sebenarnya masuk akal kalau film ini menganut
MWI, mesin waktu yang digunakan adalah dengan cara memasuki Qouantum Realm,
well, bagi kalian yang lebih paham fisika silakan mungkin bisa dijelaskan di
komen dibawah, bagiku menjelaskan mekanika kuantum hanya sebatas mengetahui
bahwa unit terkecil dari kehidupan di dunia ini adalah kehampaan, jadi tidak mengenal
ruang dan waktu, sehingga kita dapat menelusuri ruang dan waktu.
Nah, dari contoh tersebut kita mengetahui keputusan
kita saat ini itu menimbulkan kemungkinan-kemungkinan yang membentuk
dimensi-dimensi lain yang sejajar dengan kita. Pada film Avengers : Endgame, para
avengers tidak akan merusak tatanan waktu yang sudah terjadi, melainkan saat
mereka kembali ke masa lalu pada suatu kejadian misal pada Pasca Battle of New
York, yang menyebabkan Loki lolos lagi dengan Tesseract itu tidak akan mengubah
tatanan yang berjalan namun akan menimbulkan suatu dimensi baru atau
percabangan dari yang utama, sehingga keberadaan Avengers yang datang dari masa
depan tidak akan terganggu atau menghilang, hal ini membantah konsep dari
“Grandfather Paradox”, yang harusnya tatanan waktu akan terganggu. Dengan
bantuan Quantum Realm, ya disini kembali diarahkan kepada Fisika yang rumitnya
Einsten, Bohr, dan lain-lain, namun bagaimana mereka bisa tepat datang ke masa
dan tempat yang mereka inginkan, adalah dengan kejeniusan Stark, ada semacam
GPS waktu sehingga mereka bisa tepat berada di waktu dan tempat mereka
inginkan.
Dalam setiap keputusan pasti ada risiko yang besar
dan mungkin di dunia ini ada hal mistis yang mungkin tidak bisa kita mengerti
dengan hukum Fisika sekalipun, hal inilah yang diungkapkan The Ancient One atau
Sang Leluhur yang pada saat itu masih memegang Time Stone pada saat Avengers
datang di tahun 2012, jika mereka mengambil semua Infinity Stoen yang terjadi
adalah akan banyaknya realitas-realitas baru yang akan terjadi, namun Dr. Bruce
Banner aka. Hulk meyakinkan bahwa mereka akan mengembalikan batu tersebut jika
sudah berhasil, dan juga seperti yang tak diduga oleh Ancient One adalah bahwa
Doctor Strange memberikan Time Stone tersebut kepada Thanos, ya, menurutku ini
adalah bentuk wujud dari prediksi Doctor Strange bahwa tak ada jalan lain.
Film ini merupakan klimaks dari 10 tahun lebih
Marvel dalam membuat film, dan sungguh berhasil memuaskan penonton terutama
Fans Marvel itu sendiri, well apa filosopi dari film ini
1. Waktu
Aku menyukai konsep waktu yang
dijelaskan oleh banyak ilmuwan mulai dari filosop atau Fisikawan, semua mungkin
menjelaskan secara teori dan akalnya masing-masing. Namun yang paling aku sukai
dari waktu tersebut adalah prosesnya, semua kembali pada diri kita sendiri
dalam memandang waktu, dengan adanya waktu kita bisa belajar bagaimana
membangun kehidupan dan komitmen seperti yang dijelaskan film-film Marvel
selama 10 tahun ini, mulai dari Iron-Man, Captain America, Guardian Of The
Galaxy, semua perjuangan butuh waktu, Iron Man yang awalnya adalah orang yang
egois, playboy, duniawi dengan waktu berubah menjadi seorang yang begitu
penting di dunia yang dikelilingi semesta yang tak bisa dimengerti ini,
kemudian Captain America umur ratusan tahun namun masih mau melakukan apa saja,
mungkin seorang veteran cukup menyerahkan kehidupannya untuk orang lain saja
dalam melanjutkan pekerjaannya, namun kesempatan selalu diambil oleh sang
Captain. Ada banyak contoh dari peranan waktu yang bisa diambil dari film-film
Marvel, walaupun pada akhirnya waktu bisa dimanipulasi atau bermain Tuhan untuk
membuat ciptaan Tuhan itu sendiri diselamatkan.
Waktu itu berjalan
lurus ke depan, bagaimana seandainya kita dengan mudah bisa memanipulasi waktu
yaitu mengubah masa lalu untuk membuat masa depan yang berbeda, jika itu
terjadi akan ada konsekuensi yang terjadi, yaitu ketidakseimbangan semesta
dalam ruang dan waktu. Bagiku sendiri, sekeras-kerasnya kita ingin mengubah
masa lalu, maka akan sia-sia saja bahkan akan menimbulkan masalah yang tak
berujung mungkin dari para ilmuwan akan menganggap itu Paradox yang akan
dihadapi, aku percaya itu, dan mungkin di jagad MCU pada film marvel setelah
Endgame bakal ada konsekuensi yang harus mereka hadapi.
“Terimalah
masa lalumu, mungkin takdir yang sekarang sudah menjadi yang terbaik diberikan
oleh Tuhan kepadamu.”
2. Move
On
Melanjutkan hidup dari kejadian
yang menyulitkan kita tidaklah mudah, akan selalu ada bekas-bekas penyesalan
dan ketidakberdayaan yang dialami, salah satu hal yang paling aku sukai dari
film ini adalah percakapan Captain dengan Natasha mengenai Move On dari
kekalahan mereka, mungkin ini saatnya mereka merelakan yang sudah terjadi, jika
kita kehilangan seseorang kita tidak bisa berlarut –larut, pun jika Time Travel
itu tidak terjadi yang harus dilakukan adalah Move On, melanjutkan kehidupan,
ada banyak cara lain untuk menyelamatkan dunia.
“Lanjutkan hidupmu, sepahit apapun masa
lalumu”
3. Manusiawi
Apa kekuatan terbesar dari seorang
manusia? Egois, Serakah, Dosa, atau Pengkhianatan? Di media begitu banyak
permasalahan yang berkecamuk dimuka bumi, menurutku itu adalah hasil dari
perbuatan manusia itu sendiri. Mungkin lebih tepatnya Keburukan, ya, itulah
manusia, semua sifat buruk itu berasal dari ketakutan, sesempurna apapun
manusia di dunia tidak lepas dari namanya ketakutan, keberanian bukanlah orang
yang tidak mempunyai rasa takut, namun keberanian adalah ketika kita memiliki
rasa takut namun kita berani untuk menghadapinya. Kekuatan terbesar manusia
salah satunya adalah Ketakutan, takut untuk kehilangan orang yang dicintai,
takut gagal, takut untuk sendiri, karena ketakutan itulah Avengers mengambil
risiko untuk kembali menghadapi Thanos dan menggagalkan rencana yang sudah
dibuatnya.
“Mereka
yang berani bukanlah mereka yang selalu menang, namun mereka yang gagal dan
kalah namun bangkit dari keterpurukan itu”
4. Harapan
Apa yang membuat
seseorang bangkit dari kegagalan? Jika kita memiliki harapan untuk terus
melanjutkan kehidupan, kita menjadi bersemangat. Clint Barton aka. Hawkeye
ketika dibujuk untuk kembali, dia awalnya menolak karena tidak mau diberikan
harapan, harapan itu berbahaya karena jika harapan itu ternyata tidak membuat
mereka mengembalikan alam semesta, malah menambah rasa sakit akan kehilangan.
Namun dengan tekad dan kerjasama yang kuat harapan itu berhasil mereka wujudkannya.
Di seluruh dunia,
banyak mereka yang tidak seberuntung kita yang bisa membaca tulisan ini, bisa
berjalan dengan kedua kaki, namun mereka bisa melanjutkan kehidupan mereka
bahkan bisa meraih mimpi, karena ada harapan. Harapan itu yang membuat
seseorang bekerja keras dan mau melakukan sesuatu, tetapi jika diberikan
harapan yang palsu, mungkin hanyalah ibarat bualan janji yang diberikan anak
ABG kepada gebetannya.
Harapan membuat
Avengers, Pahlawan terkuat bumi bisa mewujudkan tujuan mereka untuk
menyelamatkan semesta.
“Harapan adalah sesuatu
yang baik”
Begitupun diriku dan
dirimu, bukan?
5. Pengorbanan
Ada satu yang harus dimiliki
seorang pahlawan adalah pengorbanan. Waktu, pikiran, perasaan dan kehidupan
semua diserahkan kepada semua orang yang dicintai dan masa depan orang lain,
tanpa tahu apa yang akan orang berikan kepada pahlawan itu nantinya. Namun,
Cinta yang sebenarnya tidak memandang pengorbanan, karena jika kamu merasa
berkorban kau akan sadar bahwa cintamu telah pudar begitulah kira-kira menurut
Sudjiwo Tedjo.
“Diatas
segala yang dimiliki seorang pahlawan adalah pengorbanan”
Bagaimana dengan kalian?
Apakah Avengers : Endgame adalah penutup yang indah
selama 10 tahun perjalanan Marvel dan pembuka ruang baru bagi MCU ke depannya?
Bagian mana saja yang menjadi favorit kalian?
Silakan komentar dan bagikan ya
Adams Sophiano
I Love You 3000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar