Sebuah puisi karya Dita Ayu Pertiwi dan Adams Sophiano
Sesuatu yang tak dapat kita duga
Menjadi sebuah sketsa dalam lembaran rasa
Mengakar didalam jiwa
Membentuk sebuah diagnosa
Ketika kau katakan cinta
Jiwaku mencari makna
Seakan dunia meneriakkan hal yang sama
Tentang cinta yang hanyalah rasa berbatas
kata
Atau tindakan yang terbalut nyata ?
Ia tercipta dengan sendirinya
Terkadang lewat mata
Atau bahkan lewat kata
Yang pasti aku ingin kamu rasakan yang sama
Inginku
Tak tahu kamu
Diriku kian mencari dan mencari
Menyusuri cerita demi cerita
Hingga ku temukan dirimu
Kau meneriakkan hal yang berbeda
Yang buat ku tak mampu berkata apa-apa
Terkadang kita selalu merasa
Bahwa cinta harus searah dengan punya
Dia milikku aku miliknya
Rasaku adalah rasanya
Waktuku adalah waktunya
Kata siapa?
Lalu bagaimana dengan memiliki ?
Apakah ia harus selalu hakiki ?
Apakah ia harus selinier dengan inginnya
hati ?
Ataukah ia hanya persepsi yang tercipta
sendiri ?
Karena ku tahu saat cinta semakin tumbuh
Bahwa ia bersanding dengan rasa memiliki
Tak ada tempat yang jauh yang menghambatnya
Jika aku dan kamu punya rasa itu
Dan sepantasnya kita saling mencintai
Memberi, menerima dan memiliki
Karena kita disatukan pada perasaan
Bukan sekedar kontak dengan mata
Untuk membuat kita saling menghadirkan
Nurani terpaku dengan egoisme diri
Kembali lagi
Kita alfa dengan makna cinta yang juga
merdeka
Ia bebas pergi atau tinggal dimanapun ia
suka
Bebas menatap atau menetap.
Ia semakin tumbuh karena kita yang
memelihara
Bukan ada tanpa perantara
Jikalau kesalahan coba menghianati
bukan apa apa karena ia mengampuni
Jangan paksakan ia yang tak dimiliki
Karena ia bukan tokoh yang kau mainkan
dalam sebuah elegi
Karena mungkin waktu yg bisa berkata kata
Menguraikan cinta menjadi sebuah makna
Begitu juga kamu
Tak selalu menjadi milikku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar