Inspirasi bisa datang
dari siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Secara tidak sengaja kami dari Tim
Bantuan Medis Tingang Menteng FK UPR menemukan keistimewaan di sebuah
perkampungan pinggiran Kota Palangka Raya yang sekarang maju secara pesat.
Berawal dari pencarian kami untuk menemukan tempat yang cocok untuk mengadakan
bakti sosial di tempat yang tidak jauh dari pusat kota, awalnya kami menemukan
tempat yang memiliki kandidat yang kuat seperti Pahandut Seberang, Flamboyan,
bahkan Mendawai, namun karena tempat tersebut sudah sering kami jangkau, kami
ingin menemukan tempat lain yang lebih baru untuk kami singgahi, akhirnya kami
menemukan tempat yang lumayan menarik yaitu Petuk Katimpun, Kelurahan yang
berada di lingkar luar Kota Palangka Raya menuju Kabupaten Katingan.
Awalnya kami harus
mengenal dulu tempat ini agar tempat ini memang layak untuk menjadi tempat
bakti sosial, karenanya kami bertanya kepada Ketua RT mengenai keadaan yang ada
di Kelurahan ini khususnya di pemukiman penduduk pinggiran Sungai Rungan. Nah,
Ketua RT I Petuk Ketimpun sebut saja Pak Iyul, pertama kami berbincang mengenai
keadaan penduduk dan kesehatan di daerah ini yang ternyata agak lumayan menarik
jika ditelisik karena setiap hujan deras turun warga selalu kebanjiran. Pak
Iyul ini sangat ramah dan cenderung terbuka dan antusias dengan kegiatan yang
akan kami laksanakan di tempat ini.
Kemudian kami bersepakat untuk memilih
tempat ini sebagai tempat yang akan kami gunakan untuk mengadakan baksos TBM
Tingang Menteng, singkat cerita kami harus mencari tempat atau ruangan yang
cocok untuk mengadakan kegiatan ini awalnya kami memilih di SDN Petuk Ketimpun
kemudian beralih ke Pustu Petuk Katimpun, namun ada satu tempat yang
direkomendasikan oleh Bapak Iyul sekaligus memberikan saya kekaguman di tempat
ini, yaitu Ransel Buku, sebuah Rumah baca dan belajar tempat anak-anak di Petuk
Katimpun melakukan kegiatan-kegiatan positif yaitu mulai dari membaca buku
dongeng, mendaur ulang barang bekas, bahkan belajar menari daerah. Ferry Irawan
adalah pengelola dan pengajar di Rumah Belajar ini, sebut saja Bang Ferry yang
mempersilakan kami melihat-lihat ruangan yang ada di dalam rumah kecil ini, di
dalam hati saya merasa kagum sekaligus senang karena menemukan tempat yang
indah ini dimana generasi kita akan terus dibina menjadi manusia yang
produktif. Dan disinilah kami melaksanakan kegiatan bakti sosial dimana kami
bekerja sama dengan pihak senat dan dokter-dokter yang menjadi dosen kami di
Fakultas Kedokteran UPR. Tanggal 27 November 2016 adalah acara itu dilaksanakan dan juga berakhir dengan puas, namun hubungan saya dengan Petuk Katimpun tidak berakhir disitu saja, saya kadang-kadang masih sempat mengunjungan Rumah Ransel Buku ini yang kemudian saya sedikit menguak bagaimana kisah Bang Fery yang bercita-cita mulia menjadi seorang pengajar di Ransel Buku.
Mbak Aini dan sebagai Founder Ransel Buku dan Bang Feri sebagai pengelola dan pengajar Ransel buku di Kelurahan Petuk Katimpun Sumber Foto dari Facebook |
Berangkat dari keprihatinan Bang Ferry terhadap kemunduran sosial generasi muda yang semakin hari semakin menyedihkan terlihat dari waktu yang digunakan oleh siswa SD di perkampungan tersebut untuk melakukan hal yang negatif dan membuang-buanng waktu, dengan dibantu oleh rekan aktivis sosial dan juga sebagai pemandu wisata di Kota Palangka Raya sebut saja Mbak Aini berangkat dari rasa prihatin dengan kondisi masalah kompleks di desa sekitaran Palangka Raya yang menyebabkan tertinggalnya kesejahteraan sosial di daerah, melihat secara khusus dalam bidang pendidikan yang merupakan pondasi masa depan bangsa ketika berbicara pendidikan tak terpisahkan dengan minat baca, tentu saja sangat penting untuk menumbuhkannya sejak dini dengan buku-buku beragam dan berkualitas. Buku-buku ini seharusnya bisa diakses dengan mudah, sehingga tujuan untuk memupuk minat baca anak sejak dini bisa terlaksana. Namun dengan banyaknya faktor yang memperlambat pemerataan pembangunan di desa-desa kecil tersebut, peningkatan minat bacapun akan menjadi tugas yang panjang dan berliku.
Mbak Aini pun bekerja
sama dengan Bang Ferry yang memiliki visi yang sam akhirnya bisa membangun
Rumah Ransel Buku hingga sekarang ini di Petuk Ketimpun selain melaksanakan
kegiatan membaca juga melakukan berbagai macam kegiatan mengasah kemampuan
pelestarian lingkungan, belajar seni budaya, meningkatkan kesadaran cinta tanah
air dan masih banyak lagi, dan sekarang makin banyak yang berdatangan ke Petuk
Ketimpun tepatnya Ransel Buku ini untuk “membantu” Bang Ferry dalam mendidik atau
bersosialisasi mengenai berbagai macam ilmu dan bakti sosial termasuk yang
dilakukan kami TBM Tingang Menteng FK-UPR, dan semua itu yang terus terang
membuat hati saya kagum dan jatuh cinta dari pertama kali melihat tempat ini,
itulah mengapa sampai sekarang saya masih menyempatkan diri untuk mengunjungi
desa ini hingga sekarang.
Ransel Buku, Bang Ferry, Anak-anak kampung, bahkan Petuk Katimpun berhasil membuat saya terinspirasi melihat ada harapan dari majunya peradaban dunia yang tak sebanding dengan majunya moralitas. Bagaimana cara kita agar bahagia yaitu melihat orang yang kita sayangi bahagia, siapa orang yang kita sayangi ? kalau memang kita orang yang katanya beragama siapapun yang Ia ciptakan adalah patut untuk kita sayangi, bagaimana melihat mereka bahagia yaitu dengan memberikan yang terbaik untuk mereka yaitu salah satunya dengan PENDIDIKAN. Yup, itulah salah satu yang dilakukan oleh Bang Ferry bersama Rumah Ransel Buku-nya.
Ransel Buku, Bang Ferry, Anak-anak kampung, bahkan Petuk Katimpun berhasil membuat saya terinspirasi melihat ada harapan dari majunya peradaban dunia yang tak sebanding dengan majunya moralitas. Bagaimana cara kita agar bahagia yaitu melihat orang yang kita sayangi bahagia, siapa orang yang kita sayangi ? kalau memang kita orang yang katanya beragama siapapun yang Ia ciptakan adalah patut untuk kita sayangi, bagaimana melihat mereka bahagia yaitu dengan memberikan yang terbaik untuk mereka yaitu salah satunya dengan PENDIDIKAN. Yup, itulah salah satu yang dilakukan oleh Bang Ferry bersama Rumah Ransel Buku-nya.
Silakan berkunjung ke
Desa Petuk Katimpun...
Adams Sophiano