Minggu, 07 Juni 2020

Dunia Hiburan Tanah Air yang penuh Kebodohan


Apa yang pertama kali kamu pikirkan saat memikirkan tentang dunia entertainment di Indonesia? 

Apakah itu bisa dijadikan ukuran untuk kebahagiaan hidupmu?






Zaman post-modern adalah zaman kebebasan berpikir, suka tidak suka, mau tidak mau, kita mengakui dunia sekarang sudah terkontaminasi dengan paham liberal yang membebaskan seluruh manusia di dunia untuk berpikir, melakukan sesuatu, dengan syarat tidak menganggu kehidupan orang lain, artinya silakan moralmu jelek, silakan kamu mau jadi apapun yang penting tidak mengganggu kehidupan orang lain, dan banyak-banyaklah beramal.

Dunia mengalami pergesaran yang drastis dalam hal menjalani kehidupan, jika pada zaman sebelumnya kita taat dalam berbudaya, kini kita membaur dengan budaya luar, jika dulu kita menghabiskan waktu untuk melamun dan bersantai di warung kopi kini kita menghabiskan waktu di layar gawai yang penuh informasi tidak penting dengan menyendiri di dalam rumah, jika dulu kita menghormati orang tua sekarang kita ingin bebas dan semau hati tanpa menimbang-nimbang dari ajaran orang tua.

Filsafat eksistensialisme menganggap bahwa kehidupan ini harus diisi dengan sesuatu yang bermakna karena pada dasarnya hidup manusia ini kosong, kita tak tahu kemana kita pergi dan akhirnya kita akan mati. Dalam pemahaman saya, walaupun secara tidak langsung berpengaruh, tetapi pemikiran ini sangat relevan dengan keadaan yang terjadi sekarang, yaitu manusia mencari pembenaran atas hidupnya mencari yang kosong dalam kehidupannya, manusia adalah makhluk yang haus akan pengakuan karena disitulah ia merasa dihargai, walaupun pengakuan yang dimaksud disini bukan hanya pujian tetapi keberadaannya diakui. Kita ingin menjadi yang sempurna, walaupun itu menurut ukuran diri kita masing-masing. Kita menetapkan standar kesempurnaan itu berdasarkan pemahaman yang dibentuk oleh hal yang kita sukai saja, walaupun kita tahu bahwa manusia tidak sempurna, tetapi kita membuat kesempurnaan menurut pemahaman kita sebagai manusia, apalagi jika itu mayoritas, dan mayoritaslah yang menjadi kebenaran.

Konsumsi manusia saat ini adalah media, media dan media, berjam-jam kita terhubung dengan internet, kita menjadi orang yang haus akan informasi, yang baik maupun yang buruk itu menjadi hiburan bagi kita. Dunia entertainment yang diminati untuk menjadi public figure, untuk menjadi penentu nilai hidup kita, untuk menjadi standar kebahagian hidup kita, tak kita pungkiri bahwa kita menjadi akrab dengan kehidupan orang lain dan bahkan ikut campur dengan hal yang lepas bebas dari kehidupan kita sehari-hari. Artis yang cantik parasnya dan hartanya yang melimpah menjadikan kita patut untuk menirunya dan dijadikan pembenaran atas hidup kita yang kecil.

Saya menganggap bahwa dunia hiburan di tanah air tidak pantas untuk kita jadikan konsumsi yang berlebihan bagi kehidupan kita apalagi dijadikan standar yang kita tetapkan untuk hidup, karena di dalam kehidupan mereka di tonjolkan adalah sensasi atau kehidupan yang tidak sama sekali berguna untuk dikonsumsi publik, pekerjaan yang mereka lakukan sebenarnya tidak lebih dibandingkan dengan pegawai negeri sipil bahkan pedagang asongan sekalipun, karena mereka sebenarnya hanya memberikan kita karya seni yang baik untuk dikonsumsi masyarakat, namun karena kehidupan mereka sehari-hari juga menjadi hal yang harus diumbar maka makna tergeser ke arah yang berlebihan. Apalagi yang dipertontonkan adalah hal negatif dari artis yang kita contoh, sensasi yang memenuhi kehidupannya, menjadi itu lebih penting daripada karya seni yang harusnya mereka tawarkan. Alhasil selain standar masyarakat berasal dari kehidupan artis hiburan, berita gosip akan hal yang terjadi pada kehidupan keartisan juga menjadi hal yang layak dikonsumsi masyarakat.
Karya dari artis hiburan tanah air bukan hal mutlak yang ditawarkan untuk berkarya, tetapi sensasi dan gimmick juga menjadi yang seharusnya ada untuk artis menjadi terkenal dan dikenal masyarakat melalui karyanya. Apalagi jika sensasi itu berasal dari hal yang negatif, misalnya perseteruan dengan artis lain, hubungan gelap, narkoba ataupun kekayaan yang dipertontonkan kepada masyarakat. Dari hal itu saya menyimpulkan bahwa dunia hiburan tanah air adalah suatu kebodohan.

Dunia hiburan penuh hiruk pikuk kebobrokan manusia yang terbawa hawa nafsu, setidaknya itu yang terlihat dari media yang kita ikuti, walaupun kita tidak bisa memungkiri bahwa kita memang tidak bisa melepaskan diri dari hawa nafsu, namun yang menjadi masalah adalah ketika itu dikonsumsi oleh masyarakat luas, itu bisa menjadi hal yang dibenarkan. Perceraian, narkoba, kebobrokan moral menjadi sesuatu yang kita butuhkan untuk menjadi pembicaraan kita sehari-hari, apalagi dengan munculnya media youtube, instagram dan twitter, semakin menambah akses masyarakat untuk melihat kebodohan dunia hiburan indonesia, dimana disana kita bisa melihat sensasi yang bertubi-tubi seperti pamer sensasi, perseteruan, saling sindir menyindir, gimmick, bahkan organ tubuh. Lalu muncullah berbagai macam reaksi di masyarakat sehingga artis yang bodoh itu malah menjadi semakin terkenal, dan kemudian menjadi kiblat para masyarakat dalam kehidupan mereka. Media sosial juga menjadi ajang pamer kekayaan, pamer keseharian yang mewah tetapi tidak bermutu, tak ayal itu juga menjadi dasar trend masyarakat khususnya remaja sekarang ini.

Jika kita mengatakan hal seperti itu kepada mereka yang terlibat, jawaban mereka adalah yang penting jadilah dirimu sendiri. Cinta diri menurut sebagian besar zaman post-modernisasi adalah hal yang perlu tanpa lebih dalam bahwa yang mereka maksud adalah egoisme berbalut eksistensi. Paul Washer pernah berkata bahwa masalah kita bukanlah karena kita kurang cinta kepada diri sendiri, namun permasalahannya adalah kita sudah terlalu berlebihan untuk mencintai diri kita sendiri. Kita tidak bisa hanya mengandalkan untuk mencintai diri sendiri, kita juga butuh suatu penuntun yaitu Tuhan, dengan mengenal Tuhan kita bisa mencintai diri dan orang lain. Trend di media sosial dan trend di dunia hiburan bukanlah standar hidup yang sepenuhnya baik, bagaimana kalau standar itu melanggar norma yang ditetapkan Sang Pencipta yang menjadikan semuanya baik? Kita harus bisa menyaring dan memeras kehidupan di era transparansi media seperti sekarang ini, kita perlu standar yang tak berubah dari awal terciptanya dunia hingga sekarang ini, dan filsafat eksistensialisme tidak benar, liberalisme tidak sepenuhnya juga benar, yang benar adalah ketetapan Ilahi yang harus kita kenal lewat Tuhan sang Pencipta kita manusia. Sumber kebaikan umat manusia adalah sang ilahi, pada agama saya sendiri, adalah Tuhan Yesus yang menjadikan penuntun atau contoh bahwa manusia yang ideal itu seperti apa, semakin tua zaman, dosa semakin merajalela untuk menghabisi umat manusia, dan akibat itu semua kita tidak bisa bersahabat dengan alam dan bahkan dengan sesama kita, akhirnya yang terjadi adalah hal yang baik menjadi kabur, dosa menjadi hal yang wajar di dunia. kita tidak bisa menjadi mayoritas sebagai penutun, kita tidak bisa menjadikan dunia hiburan yang penuh gemerlap menjadi kebenaran di kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa mengandalkan diri kita sendiri.



Adams Sophiano

Sabtu, 30 November 2019

Merayakan Patah Hati di Desa Talekoi


Pagi yang berkabut bersama berkas-berkas embun menyentuh wajahku dikala pergi ke Haze Shelter Ranuwelum, hari ini aku bersama teman-teman aktivis dan relawan yang tergabung dalam Youth Act dibawah naungan Ranuwelum akan bertolak ke sebuah desa di pedalaman barito, yaitu Desa Talekoi, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan, bersama jurnalis yang akan meliput kegiatan kami. Ini adalah pengalaman pertama kali saya melaksanakan kegiatan sosial di pedalaman walaupun saya memang berasal dari pedalaman yang persis seperti desa yang akan saya datangi ini.




Kami berangkat bersama dari Haze Shelter di Palangka Raya, Jam 7 pagi, dengan orang-orang luar biasa yang hadir di hidupku beberapa bulan belakangan, singkat cerita kami tiba jam 3 sore, melewati desa-desa yang berada di antara lintas Palangka Raya dan Buntok. Lintas perjalanan ini memang selalu ku lewati saat aku menyandarkan hati untuk pulang ke rumah di Barito Timur, Desa Hayaping. Aku selalu menikmati perjalanan ketika melewati lintas ini, entahlah, mungkin karena ini adalah bagian dari perjalanan ku selama lebih dari 5 tahun menempuh pendidikan yang panjang, dan bahkan sekarang aku belum menyelesaikannya, jarak yang jauh tentu menjadi penghias pembicaraan kami di dalam mobil, mulai dari pengalaman-pengalaman mereka menjadi relawan, kisah masa lalu yang menggelitik bahkan sedikit senandung dari musik yang diputar di tape mobil yang kami tumpangi.

Sudah menjadi ciri khas saat mengalami perjalanan ke arah Barito adalah saat kita bisa menikmati hamparan hutan nan hijau di sepanjang perjalanan, namun yang kami saksikan sangat berbeda dari biasanya, dimana segala hal tentang hutan sekarang ini adalah "layu, abu dan asap" , miris kami melihatnya, apalagi ketika aku melihat tatapan kecewa dari teman-temanku di dalam mobil

“Tolong , video-in ya dams”

Aku dengan sigap mengabadikan kameraku untuk merekam hal yang sangat disayangkan ini, aku tidak pandai dalam menyalahkan bahkan berargumen, tentang alam yang menjadi sahabat ribuan tahun manusia yang tinggal di bumi, atas nama pembangunan dan kemajuan lantas haruskah kita mengorbankan keindahan yang memiliki jutaan warna kehidupan?

Aku tidak sepenuhnya tahu, bagaimana hukum ekonomi, hukum rimba atau politik yang menjadi pondasi dunia saat ini dan menjadi tolak ukur pekerjaan manusia sendiri, aku hanya kecewa pada diriku yang merupakan spesies yang sama dengan mereka kala itu hanya bisa menatap dan terheran-heran, apa yang mereka mau, mungkinkah manusia sudah hilang kendali dari hakikat penciptaan?

Semua perenungan itu buyar dengan balasan senyuman dari mentari yang tiba-tiba menhangatkan bumi dan es teh di warung makan di Desa Timpah, tandanya kami sudah berada di setengah perjalanan .
Sesekali aku melihat teman-temanku, semuanya orang luar biasa.
Aku melihat perjuangan mereka
Aku melihat visi mereka
Aku melihat idealisme mereka
Ketika aku duduk bersama mereka
Mereka yang mengajakku untuk menjadi manusia, yang memiliki mata, telinga, dan hati

Singkatnya, ketika sampai di Desa Talekoi, kami bergabung di sebuah rumah kepala adat di Desa Talekoi, yang menjadi tempat kami singgah, menginap dan meminta bimbingan dari seorang Damang Adat, segala sesuatu tentang seluk beluk budaya dan lingkungan di Desa itu.

Dari penuturan Pak Damang kepala adat, aku semakin yakin dan percaya bahwa orang dayak selalu mencintai dan memiliki keterikatan dengan alam. Ketika kita berada dalam perasaan mencintai dan memiliki, tentu kita tak bisa lepas dan melepas diri darinya, begitupun manusia dayak tak terpisahkan dari alam, identitas mereka adalah hutan dan isinya, sungai adalah nyawa mereka, binatang adalah sahabat karib mereka, sebenarnya kata “mereka” disini tidak tepat karena aku sendiri adalah seorang asli dayak yang tak terpisahkan dari yang namanya alam dan kehidupannya. Lalu bagaimana ketika cinta direnggut begitu saja atas nama kapitalisme yang meraup keuntungan sebesar-besarnya, tanpa tahu apa dampak bagi manusia sejati. Aku selalu menyaksikan kehidupan manusia dimanapun jika kehidupan mereka tanpa cinta, akan terasa hampa, kosong dan sia-sia. Begitulah jika seorang manusia dayak hidup dengan rusaknya alam. 

Aku menyaksikan kerusakan itu di sebuah danau yang tak layak lagi disebut danau di desa talekoi itu, Danau Bundar, danau yang menjadi ikon daerah ini, dimana zaman dahulu ikan-ikan selalu banyak dan mudah didapatkan, kapal-kapal besar selalu melewati arusnya, aku tak bisa bayangkan bagaimana menakjubkannya pemandangan itu, ketika tak ada kemajuan, tak ada pembangunan infrastruktur tapi manusia-manusianya mengalami budaya yang sejati, suatu kemajuan bagi masyarakat adat. Masa lalu memang begitu indah, itulah mengapa para jomblowan-jomblowati galau seribu waktu bahkan seharusnya ikut kursus cara move on agar tak bergantung dengan imaji masa lalu. Aku tak dapat pungkiri semua itu jika yang menjadi tumpuannya adalah hilangnya keasrian itu. 
Danau Bundar sekarang kering, tandus, dan ketika kemarau menjadi daratan karena abrasi/erosi yang disebabkan oleh penggundulan hutan besar-besaran. Ikan-ikan tak ada, kehidupan pun berubah.

Danau Bundar


“Nanti aja pulangnya dok, bermalam aja disini, bahaya loh, kan harus nyebrang lagi pakai feri, sedangkan ini sudah jam berapa”

“Kalau saya gak pulang ke Kalahien, pasien saya mati juga, dok”

“hati-hati, dok, nanti kabarin kalau sudah di Kalahien ya”

Itulah penggalan percakapan terakhir sebelum mentor saya di kegiatan sosial hari itu pulang ke Kalahien, padahal malamnya sudah larut, namun karena ada pasien yang harus dijaga di tempat dr. Tiop tinggal, ia memutuskan pulang malam itu juga, setelah hari yang melelahkan kami hari ini, bersama orang-orang yang sangat luar biasa,

Aku mengawalinya dengan makan nasi dengan ikan saluang di rumah damang adat bersama dr. Tiop diisi dengan percakapan indah bagaikan percakapan di film “shawshank redemption”. Setelah berbagai kalimat demi kalimat yang penuh pemikiran di masa pendidikan kedokteran di Medan dan lontaran lelucon khas Batak yang membuat diriku hampir tak tersadar dengan lontaran kalimat indah dari seorang dokter pagi itu

“Hal yang paling berharga di hidup ini bukanlah uang tapi waktu”


Kami memulai pelayanan kesehatan bersama pada jam 2 siang, aku melayani dengan pendampingan dr. Tiop dan teman-teman relawan, penyakit yang sering dikeluhkan seperti biasanya, batuk, pilek, mencret, sakit kepala, dan keluhan ringan lainnya. Karena sedemikian banyak mereka yang harus ku layani aku menjadi teringat akan pendidikan dokter yang belum selesai ini, berat dan lama, oh bolehkah aku mengeluh sebentar saja, tepat ketika aku melihat senyum kecil di anak-anak yang ku layani, jas dr. Tiup, dan tatapan kak Dauri, ternyata aku masih jauh dari segala hal yang aku inginkan dan mereka semua tunggu.

No, No, aku teringat akan suatu hal segala sesuatu ada waktunya, itulah yang diucapkan seorang nabi pada kitab Pengkhotbah dan seorang sahabatku di fakultas kedokteran yang bernasib sama denganku.
Semua keluhan itu berangsur hilang dengan peluhku yang mengucur diwajahku

“Masih banyak ini pasiennya?”

Aku tertawa mendengar ucapan yang sering kudengar dari semua dokter yang pernah ku temui saat jaga dan dinas di poli dan IGD.

Hari itu semakin panjang ketika ada seorang warga dari desa sebelah yaitu Desa Bundar yang meminta kami melayani seorang yang sakit, yang tidak sempat untuk datang ke pelaksanaan kegiatan hari itu, tentu kami mengiyakan, dan setelah kegiatan itu selesai kami melaju ke desa sebelah melewati jalan yang terjal dan tidak rata, seperti kehidupan ini. Diwarnai dengan kata “aduh” “hati-hati, dok”, “Mantap dok”, “Awas, dok”, ketika sesampainya disana kami melayani warga yang menderita stroke dengan diabetes dan hipertensi  yang harus benar-benar kami edukasi dengan jelas, karena obat hanya perlu ditambahkan dari pengobatan sebelumnya.

Hari ternyata belum berakhir ketika ternyata ada banyak warga yang ingin kami layani, walaupun hanya sekedar memeriksa tekanan darah dan edukasi, kami dengan senang hati memberinya. Ada teh manis hangat disuguhkan malam itu sebagai penutup hari itu di Desa Bundar, walaupun dalam hati aku sudah mengkhawatirkan dr.Tiup karena sudah terlalu larut untuk pulang ke Kalahien.

“Tarimekasih rama, tutu, mama”

“Hiai, sameh-sameh, hawi lagi maina lah”

Aku tersenyum dan bahagia saat itu juga, melihat kepuasan di bibir dan perkataan mereka, aku membagikannya kepada teman-temanku sepulang dari Desa Bundar ke Desa Talekoi, yang disambut ikan lauk dan sambal mangga mengkal.

Bagaimana tadi,dams”

“mantap sih, kak, entah mengapa aku ingin mengulanginya lagi, aku akan merasa kelelahan namun aku akan merasa terbuai dengan kesembuhan mereka”

Kak shinta yang memiliki ketertarikan dengan kata-kata puitis pasti akan paham dengan kalimat “lebay’ ku

Malam itu aku tersenyum, dengan langit yang penuh bintang-bintang yang ku tatap dengan adu kata puitis bersama teman-teman, aku tiba-tiba berkelana pada hal yang aku mulai mengerti, selama disini aku merayakan patah hati, patah hatiku pada kehidupan, bukan sekedar pada kehidupan dangkal ketika seorang kehilangan kekasih yang ia cinta, tapi pada saat hal yang kau inginkan atau impikan terjadi dalam hidupmu tak bisa kau dapatkan sesuai rencana, dengan tepat dan berhasil seperti orang lain alami. Aku merasa patah hati, namun aku akan mencoba mengerti ketika cara kerja kehidupan kita pahami, maka ketika kita merasa patah hati, kita harus patut merayakannya.

Aktivis, Relawan, Jurnalis dan Sebagian Warga Desa Talekoi di pinggir Danau Bundar

- Selamat Memasuki Bulan Terakhir Tahun 2019 -
Adams Sophiano




Selasa, 22 Oktober 2019

"Joker" --> Meratapi Kesendirian (Sebuah Review Singkat)





DC kembali ke jati diri awal yaitu komitmen untuk membuat ciri khas filmnya yang Dark dan Kelam, tengoklah film-film terdahulunya seperti The Dark Knight dan Batman V Superman.
Namun, pada film ini saya lebih suka menyebutnya “Psychologi-Thriller Movie” daripada Superhero atau Anti-Hero dan Supervillain Movie seperti tema film superhero yang banyak digandrungi pecinta Marvel di seluruh dunia.

Awalnya saat di umumkan proyek film Joker oleh DC dan WB Pictures ini sangat mengecewakan bagiku yang adalah penyuka film Superhero DC, bahkan mungkin seluruh Superhero Lovers di seluruh dunia, karena studio raksasa hollywood tersebut tidak fokus membangun Universe DC yang sudah eksis di-isi oleh pahlawan super yang tergabung dalam Justice League mulai dari film Man of Steel, Batman V Superman, Wonder Woman,dan lain-lain. Dan lebih anehnya lagi peran Joker diambil alih oleh pemeran baru yang dimana kita ketahui bahwa peran Joker di DC Extended Universe adalah Jared Leto yang sudah bermain di Suicide Squad, dan ternyata mereka akan membuat film stand-alone tanpa ada hubungan dengan dunia DC yang sudah eksis, HMMMM. Mimpiku untuk menyaksikan adegan Joker vs Batman harus dikemanakan?

Tetapi setelah mendapat kabar bahwa yang akan memerankan Musuh Iconic Batman ini adalah Joaquin Phoenix dan sutradaranya dipegang oleh Todd Philips, aku mulai kembali tertarik untuk mengulik kembali film ini, Hmmm siapa sih yang menyangkal akan totalitas Joaquin Phoenix di film-film yang pernah ia perankan, seperti di film Her, Gladiator dan Irrational-Man. Dan juga Todd Philips yang terkenal dengan ‘The Hangover’ yang berhasil membuatku terbahak-bahak.
Well, film ini adalah The Origin dari Joker, dimana kita akan menyaksikan kisah-kisah pilu kehidupan si Arthur Fleck nama asli Joker di film ini, yang hidupnya terlunta-lunta, dengan latar belakang Kota Gotham yang sangat kacau karena manusia-manusianya yang dipenuhi kebobrokan akan rasa kemanusiaan.
Arthur Fleck adalah manusia biasa, hidup miskin bersama ibunya di apartemen yang kumuh, ia bekerja sebagai badut, ia juga memiliki penyakit namanya “Pathological Laughter and Crying” atau disingkat PLC, yaitu penyakit saraf yang menyebabkan seseorang tertawa dan menangis secara tiba-tiba, sungguh menakutkan sekali ya, apalagi ketika ia sering dibully oleh banyak masyarakat di kota Gotham membuat kita bersimpati pada tokoh ini, ia juga bermimpi menjadi Stand-Up Comedy karena ibunya selalu memotivasi bahwa ia memiliki alasan di dunia ini yaitu membuat orang lain tertawa, namun nyatanya ialah yang menjadi bahan tertawaan dan cercaan orang banyak dipicu juga oleh acara di tv yang dibawa oleh Murray Franklin.

Aku bisa membayangkan bagaimana hidup seperti tokoh Joker, hidupnya berantakan, dan secara mengejutkan bahwa ia bukan anak asli ibu tapi merupakan anak pungut yang diadopsi oleh wanita gila yang juga mengakui bahwa itu adalah hasil cinta antara ia dengan Thomas Wayne, majikannya saat bekerja di Puri Wayne. Seakan kita mengerti bahwa dunia ini tidak adil, bahkan kita tidak mengetahui untuk apa sebenarnya kita dilahirkan, bahkan mungkin kehidupan Joker itu sendiri tidak diinginkan oleh siapapun dan hidup untuk apapun.

Joker membuka banyak mata masyarakat Gotham yang hidup dalam dendam kepada orang-orang kaya yang menindas, ketika ia membunuh 3 orang karyawan Wayne Enterpries di Kereta Api karena menganggu dan menganiayanya di kereta, semua orang tersadar dan membuat gerakan untuk membalas dendam kepada orang-orang kaya yamg terinspirasi dari Kejadian Joker di Kereta.
Puncaknya adalah ketika Joker melampiaskan semuanya pada dunia yang menyakitinya yaitu di bagian terakhir film, ketika Joker sudah tidak memiliki apa-apa di dunia, dan tidak tahu melakukan apa, yang ia tahu ia tidak merasa bahagia sepanjang hidupnya, hidupnya tragis, hidup yang ia sadari adalah sebuah komedi belaka, yang orang lain tertawakan dan tidak perdulikan, dan apa yang membuat ia bahagia dan memiliki tujuan hidup adalah saat ia bisa membunuh mereka yang baginya adalah orang jahat.
Overall, ini salah satu film terbaik yang ku tonton di tahun ini, dengan pengembangan cerita yang apik dan akting hampir semua tokoh di film ini sangat mumpuni, scoring oleh Hildur Cudnadottir membuat kita ikutan mengalami kehidupan kelam, dan pengambilan gambar yang sangat mendukung latar belakang kehidupan Joker dan Kota Gotham. Apalagi dengan kehadiran aktor favoritku “Robert de Niro” sebagai Murray Franklin. Memang pantas film ini mendapat Singa Emas di Venice Film Festival beberapa waktu lalu.

Ini bukan film Superhero/Anti-Hero/Anti-villain yang penuh dengan action dan adegan berkelahi tetapi film Psikologi-Thriller isinya hanya drama kehidupan seorang yang mengharapkan hidupnya bahagia, dan membuat kita paham apa latar belakang orang menjadi gila, jahat dan menyakiti orang lain, mungkin ia menolak apa yang dunia takdirkan pada dirinya, mungkin ia sudah lelah karena tidak ada yang memahami orang lain, karena sejatinya banyak orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Walaupun hidup memang adalah pilihan, tetapi terkadang memutuskan suatu pilihan tidak semudah apa yang motivator pikirkan.


Terkait banyak sekali kontroversi di luar sana mengenai film ini, yaitu dampak negatif dari film ini, emosi negatif yang dipancarkan, aku hanya ingin berkomentar bahwa segala hal di dunia ini berdasarkan respon yang kita tangkap, film ini bisa jadi petaka atau pelajaran bagi kita, bagian petakanya kita menganggap bahwa diri kita adalah Arthur Fleck yang tragis hidupnya tidak jauh dari bosan akan bullian masyarakat, maka kita dapat meniru dan mengambil referensi dari film ini, dari hal ini sudah sepatutnya SALAH, apapun yang Arthur ambil dalam kondisi di hidupnya di film tersebut adalah tidak benar, mengapa ? karena ia tidak memiliki pegangan dalam kehidupannya sehingga ia tidak memiliki prinsip dalam hidup, ia tidak tahu bahwa hidup ini ada dan nyata, ia sudah berada di kehidupan yang kejam, oleh karena itu saya sarankan untuk Arthur segera pindah dari kota Gotham ke kota Palangka Raya karena disini ada banyak orang yang peduli dan mendengar akan pikiran negatifmu. Pelajaran yang bisa kita ambil dari film ini adalah bahwa diluar sana masih banyak orang yang memiliki pikiran-pikiran yang memiliki risiko untuk menjadi mental illness, sehingga dapat membahayakan dirinya dan masyarakat, buka mata dan telinga untuk peduli dan mendengar.
Bagiku film adalah film, bentuk lain dari seni, tergantung dari kita dari sisi mana kita ambil nilai dari apa yang kita rasakan dari film yang kita nikmati.


Sisi kelam dalam film ini bukan bermaksud membukakan kejahatan tetapi bagaimana kenyataan seorang satu manusia yang jika diabaikan dari lingkungan masyarakat maka akan menjadi penyakit masyarakat itu sendiri.

Best scene : 
Joker berjoget ditangga, it's very iconic and memorable scene

Joker and Murray Franklin di final scene

Qoutes favorite 
"I used to think my life was tragedy, but now i realized it's a comedy"
Rating untuk film ini adalah 9/10.

Sabtu, 07 September 2019

Pohon Mangga yang Berbunga



Pohon mangga disebelah rumahku sudah berbunga itu tandanya akan berbuah, namun pohon mangga itu masih kecil dan belum besar, tinggi dan lebat, tak seharurnya ia berbuah, kalau berbunga pasti buahnya kecil dan tak bisa dimakan, namun ia begitu percaya dengan dirinya bahwa ia akan menghasilkan buah yang besar dan manis dengan ukuran pohon yang belum dewasa.
Sore itu selepas aku menyiram pohon mangga itu, aku sedikit bertanya dengan bahasa yang sudah ku pelajari
“Hai, mangga yang sombong, mengapa kau PD sekali belum tumbuh besar saja kau sudah berbunga, kau kan juga bukan cangkokan?”
Kemudian pohon mangga itu menjawab dengan bahasa yang sebenarnya tidak sepenuhnya aku mengerti, mungkin sekilas aku bisa mengartikan bahasanya, kalau tidak salah dengar
“Aku hanya ingin tumbuh saja lebih cepat, aku ingin sekali menjadi yang pertama diantara mereka yang seumuran denganku”
Aku sesekali tertawa, mengapa pohon mangga ini juga berbicara berat seperti Plato yang bercakap-cakap dengan muridnya yang begitu bijak.
Setiap hari aku jadi terenyuh dan sedikit bersimpati dengan kepercayadirian pohon mangga itu, ia tidak pernah layu walau sesekali aku sengaja tidak menyiramnya, aku ingin melihat bagaimana dia berkomitmen dengan hasil yang dia harapkan.
Suatu hari ketika saat aku harus pindah dan menjual rumah yang ku tempati ini, menyisakan pohon disekeliling rumahku termasuk pohon mangga itu, masalahnya aku belum sama sekali melihat bunga itu berubah menjadi buah. 
Hingga pada suatu ketika saat aku tidak menempati rumah itu, aku mendengar berita ada sebuah pohon mangga yang viral karena menghasilkan buah yang begitu besar dan manis padahal pohon itu masih kecil, seperti tebakanku bahwa pohon yang viral itu adalah pohon mangga dipinggir rumahku dulu, hingga banyak orang mulai mencari bibit dari biji buah yang dihasilkan pohon mangga itu.
Aku ikut senang mendengarnya, padahal awalnya aku meremehkan, kemudian ku percayai, namun aku tinggalkan dia bersama rumahku, namun lagi-lagi ada hal yang terjadi kembali, ku dengar pohon mangga itu tak berbuah lagi, banyak orang sudah meninggalkan pohon mangga itu, memang bibitnya sudah menyebar kemana-mana, karena penasaran aku mengunjungi pohon mangga yang dulunya viral itu, aku terkejut ketika melihat ia lesu, layu hanya tersisa 2 daun hijau, ya walaupun ukuran pohonnya sudah agak besar dan tinggi.
“Kau masih ingat aku?” aku langsung bertanya
Ia tidak menjawab hanya tersenyum dengan tangisan yang ia sembunyikan,aku bisa membacanya Pohon Mangga itu , ia semakin lesu kulihat umurnya tak lama lagi akan mati
Ya Tuhan aku sebenarnya tidak tega melihatnya, padahal dalam hatiku berteriak 
“Itu hanya Pohon Mangga!”
Aku menyaksikannya 2 hari berturut-turut ia layu, mati dan kering, peristiwa itu membekas bagiku, sehingga mencetuskan aku untuk membeli rumah itu lagi, dengan segala niatku untuk menanam pohon-pohon yang menghidupkan segala hal tentang cinta.

Cerita oleh : Adams Sophiano

Rabu, 24 Juli 2019

Tiba di Taman Kota





Aku merindukan ini
Saat aku duduk di taman kota
Mendengar burung berkicau
Hinggap di pohon rindang yang terlupa
Lalu suara knalpot yang mengaung
Memudarkan kicau burung yang bahagia
Aku terkadang butuh “yang terlupa”
Ingat mereka yang diam dalam kerisauan
Pada daun layu dan kering
Pada patung yang bersandar pada memori masa lalu
Menyangkut bumi yang mereka tempati
Pada takdir yang memuakkan
Kita perlu menyepi dan menepi
Membawa diri mereka pada rindu
Memberi mereka cinta yang sebenarnya
Bangsa ini butuh sepi dan renungan
Tak perlu didikan atau pengakuan
Biarlah alam dan segala hal
Membawa kita pada kidung keagungan
Bukan caci, dengki dan kepalsuan

Lihatlah aku bukan dengan mataku
Yang dipenuhi kantong imaji
Dengarlah aku bukan karena kata-kata basi
Tapi
Penuhi aku dengan pelukanmu yang menghangatkan
Sehingga siapapun dapat merasakanmu dengan sentuhan tulusmu


Senin, 13 Mei 2019

Imunisasi, sang penyelamat masa depan




Masa depan yang cerah adalah sesuatu yang sangat diidamkan semua orang, termasuk orang tua yang memiliki harapan besar terhadap buah hatinya. Setiap kita dari warga Indonesia siapapun dirimu, Imunisasi adalah hal yang pasti sudah pernah kita terima sewaktu kita kecil, kecuali ada masyarakat tertentu yang masih takut untuk mencoba sesuatu yang wajib ini.

Apa itu Imunisasi?

Dilansir dari Buku Ajar Imunisasi tahun 2015, Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Jadi, seorang anak yang diberikan imunisasi berarti diberikan kekebalan ke dalam tubuhnya, agar terhindar dari penyakit tertentu, atau paling tidak menurunkan risiko parahnya terkena penyakit tersebut. Kita mengenal yang namanya “Vaksin”, nah, imun itu sendiri dimasukan ke dalam tubuh dengan cara diberikan vaksin dengan cara disuntik dan/atau diteteskan ke dalam mulut. Vaksin itu sendiri berisi antigen berupa kuman yang sudah mati, atau masih hidup namun sudah dilemahkan, masih utuh atau bagiannya yang telah diolah menjadi toksoid yaitu protein yang jika diberikan kepada seseorang akan menimbulkan perlindungan terhadap penyakit tertentu. Jadi ingat vaksin itu sudah aman, karena kumannya sudah mati atau sudah dilemahkan, bahkan juga telah diteliti oleh para ahli.

Mengapa Imunisasi itu Perlu?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Imunisasi itu sangat perlu, karena jika kekebalan itu sudah ada di dalam tubuh kita, risiko untuk terjangkit penyakit tertentu menjadi kecil, itulah yang sedang menjadi fokus pemerintah saat ini, sebenarnya sudah disepakati bahwa ada tujuan umum dan tujuan khusus yang dibuat pemerintah, pada intinya bahwa Imunisasi dapat menyelamatkan generasi penerus bangsa dari berbagai penyakit infeksi yang mengancam nyawa, jadi hanya ada vaksin tertentu yang diberikan kepada balita, yang dinamakan Imnusasi dasar, seperti Hepatitis B, Tuberkulosis, Pertusis/Batuk Rejan, Difteri, Tetanus, Polio dan Campak. Penyakit diatas merupakan pembunuh dan penghilang harapan anak-anak di negara ini, yang pada masa dulu sudah menjadi wabah mematikan di Indonesia.

Ada beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, yaitu :
1.      Difteri
Penyakit disebabkan oleh bakteri Corynebacterium dipthheriae yang penularannya melalui kontak fisik atau bersentuhan dengan penderita dan melalui udara, gejala yang bisa ditimbulkan adalah Radang Tenggorokan, Hilangnya nafsu makan, demam ringan, dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil/amandel.

2.      Pertusis
Disebut juga batuk rejan merupakan penyakit pada sistem pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis, penularannya bisa melalui percikan ludar yang menyebar melalui udara dari batuk atau bersin, gejala yang ditimbulkan yaitu Pilek, Mata Merah, Bersin, Demam, Batuk Ringan yang lama-kelamaan menjadi parah dan menimbulkan batuk yang cepat dan keras.

3.      Tetanus
Banyak dari kita sudah mengenal penyakit ini, sesungguhnya penyakit ini disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin, yaitu racun dari bakteri tersebut yang menyerang sistem persarafan, sehingga gejala yang ditumbulkan mulai dari kaku pada bagian tubuh tertentu hingga terjadinya kejang. Tetanus ditularkan melewati kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam.

4.      Tuberculosis (TBC)
Penyakit yang menyerang sistem pernafasan ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa yang menular lewat pernafasan dari batuk dan bersin, gejala yang ditimbulkan secara khas adalah batuk lama hingga berdarah, demam yang tidak terlalu tinggi, dan berat badan berkurang.

5.      Campak
Mungkin ada beberapa dari kita ada yang sudah terkena penyakit ini, disebabkan oleh virus myxovirus viridae measies, yang menyebar melalui udara yaitu dari percikan ludah dari bersin dan batuk penderita, gejala yang ditimbulkan yaitu demam, bercak kemerahan, batuk,pilek, konjungtivitis (mata merah) selanjutnya timbul bintik pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.

6.      Hepatitis B
Disebabkan oleh virus Hepatitis B yang mengjangkiti hati (yang tersakiti), Hepatitis B ditularkan lewat darah, suntikan yang tidak aman, transfusi darah, hubungan seksual, dan bisa juga dari ibu ke bayi yang dikandungnya. Gejala yang ditimbulkan yaitu merasa lemah, gangguan perut, gejala flu, urin menjadi kuning, kotoran menjadi pucat, dan kekuningan di seluruh tubuh.

7.      Polio
Lebih dikenal di dunia kedokteran sebagai Poliomielitis, disebabkan oleh virus polio 1, 2 atau 3. Secara klinis menyerang anak di bawah umur 15 tahun dan menderita lumpuh layu akut. Ditularkan lewat kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Gejala yang ditimbulkan demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama

8.      Influenza tipe B
Influenza jenis ini merupakan penyakit yang disebabkan Bakteri Hemofilus Influenza tipe B (Hib) menimbulkan infeksi dibeberapa organ manusia, seperti meningitis, epiglotitis, pneumonia, artritis dan selulitis, banyak menyerang anak dibawah umur 5 tahun, terutama pada usia 6 bulan – 1 tahun. Ditularkan lewat sistem pernafasan. Pada organ di otak dapat menimbulkan meningitis gejala ditimbulkan demam, kaku pada leher, sampai hilangnya kesadaran. Pada paru-paru menyebabkan pneumonia atau infeksi paru dengan gejalanya demam, sesak, retraksi otot pernafasan, terkadang menimbulkan gejala sisa seperti kerusakan alat pendengaran.

Penyakit diatas merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi Dasar yang dicanangkan pemerintah. Ada beberapa penyakit lain yang dapat dicegah juga dengan Vaksin yaitu Human Papiloma Virus yang dapat menyebabkan penyakit Cacar dan Hepatitis A.

Kapan Imunisasi Dasar diberikan?
Ada pun jadwal seorang anak diberikan imunisasi dasar yang wajib diberikan, yaitu 



Yuk, kita bahas...



Vaksin Hepatitis B
Vaksin ini berisi virus inaktif artinya virusnya sudah mati atau aktif, berasal dari HbsAg, antigen yang berasal dari virus Hepatitis B.
Diberikan secara intramuskular atau disuntik pada lengan atas atau paha atas samping sebelah kanan, pada umur 0-7 hari, selanjutnya diberikan pada setiap umur 1 bulan bertambah, efek yang didapatkan setelah diberikan suntikan biasanya hanya gejala ringan yang biasanya hilang dengan sendirinya.

Vaksin BCG (Bacillus Camette Guerin)
Vaksin ini berisi bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan, untuk memberikan kekebalan terhadap infeksi TBC. Vaksin ini diberikan pada umur 1 bulan, diberikan dengan cara disuntik pada lengan kanan atas, efek yang terjadi biasanya timbul bisul kecil yang berkembang menjadi luka ulserasi pada bekas suntikan yang terbentuk pada 2-4 bulan setelahnya, kemudian sembuh perlahan walaupun masih ada bekas jaringan parut, namun tidak berbahaya.

Vaksin DPT-Hb-HiB

Imunisasi selanjutnya diberikan dengan vaksin yang didalamnya ada beberapa jenis penyakit yaitu Difteri-Pertusis-Tetanus (DPT), Hepatitis B, dan Influenza tipe B yang inaktif atau sudah mati. Vaksin ini diberikan pada bayi yang berumur 2 bulan dan seterusnya pada jarak waktu 1 bulan sampai imunisasi yang ketiga.
Vaksin diberikan dengan cara disuntik pada paha atas samping dengan dosis 0,5 ml. Efek yang muncul hanya reaksi pada tempat bekas suntikan yaitu bengkak, kemerahan dan nyeri, paling berat sampai demam tinggi, untuk mengatasi hal itu biasanya ditangani dengan minum ASI lebih banyak, kompres air dingin pada bekas suntikan, berikan obat penurun panas sesuai dosis, dan kalaupun tidak sembuh dan semakin parah bawalah ke dokter.

Vaksin Polio

Imunisasi selanjutnya yang diberikan adalah Vaksin Polio untuk memberikan kekebalan pada poliomyelitis, vaksin ini berisi 3 tipe virus, dan memiliki 2 jenis vaksin, yaitu ada yang diberikan melalui mulut/oral disebut OPV (oral polio vaccine) yang diberikan dua tetes yang dihitung 1 dosis, dan ada juga IPV (innactive polio vaccine) yang diberikan pada paha atas sebanyak. Imunisasi Polio diberikan 1 bulan, lalu dilanjutkan dengan jarak minimal 1 bulan, sampai 4 x pemberian.

Vaksin Campak

Campak merupakan penyakit yang juga banyak menyerang anak di Indonesia, tentunya dengan adanya vaksin Campak akan mencegah terjadinya serangan campak. Vaksin ini diberikan pada usia 9 bulan, berisi virus campak yang sudah dilemahkan, untuk menggunakannya harus dilarutkan dulu dengan pelarut “Aquabidest” sebanyak 5 ml pada setiap 10 dosis, dan 10 ml pada setiap 20 ml, pada 1 dosis berisi 0,5 ml. Disuntikkan pada lengan atas bagian kiri. Reaksi yang terjadi setelah disuntik biasanya timbul kemerahan dan demam selama 3 hari, namun hanya terjadi kemungkinan 15 %.

Tambahan vaksin yang baru saja menjadi viral yaitu MMR.

Vaksin MR  (Measles, Rubella)
Vaksin ini merupakan kombinasi dari 2 penyakit yang sejenis yaitu campak dan campak jerman. Campak jerman tidak seberat campak biasa, namun yang menjadi perhatian jika terjangkit pada ibu hamil akan menyebabkan kecacatan pada janin bahkan keguguran. Vaksin dapat diberikan usia 9 bulan, atau jika sudah diberikan campak, nanti diberikan pada imunisasi rutin yaitu usia 18 bulan, dan 1 SD/sederajat.

Layaknya Superhero di dunia nyata, Imunisasi menjadi penyelamat kehidupan manusia yang memiliki berjuta misteri, pencegahan menjadi hal yang efektif bagi manusia agar terhindar dari suatu penyakit. Di atas aku hanya menjelaskan mengenai Imunisasi Dasar, yang merupak pondasi bagi kesehatan di masa depan anak-anak. Dari data yang dilaporkan Datin 2015, bahwa cakupan Imunisasi di Indonesia masih sangat rendah padahal sudah berangsur naik, dan juga ada perbedaan data dari cakupan imunisasi dan laporan dari kementrian, ini menjadi kendala pemerintah yang menggunakan data untuk menyempurnakan program Imunisasi yang sangat penting ini. Ditambah ada juga masyarakat yang masih takut dengan anaknya diberikan vaksin karena berbagai alasan, ini juga menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan agen kesehatan untuk bisa mengedukasi masyarakat terkhusus akses kesehatan yang belum memadai di daerah.

Terimakasih telah menyimak,

Adams Sophiano.